Hati yang hancur.

ini adalah suatu karya kecil sederhana, belajar dari Daud, Sang Pemazmur.. All for GOD!


Kudatang ke pelataran-Mu, oh Tuhan

Bersimpuh di teras rumahMu-lah tempatku

Ada tertulis, melepaskan kasut-Mu aku tak layak

Lebih lagi, melihatnya pun adalah terlalu baik bagiku

Bila ku berseru, Tuhan, Tuhan, pandanglah aku

dan tak dapat kulihat pancaran sinar wajah-Mu

ingatlah aku akan masa laluku

Dari kemurnian aku lahir

dan dalam kemuliaan aku tumbuh

Hikmatlah tangan kananku,

dan kesucian tangan kiriku

Selain mereka yang mengajarku,

siapa lagi yang seperti aku, dengungku..

di pelataran dan bukit-bukit, aku berdiri

di jalan dan keramaian, aku tersenyum

dalam rumahMu-lah, suaraku terdengar

Tuhan, butakah Engkau hingga ingin kukelabui?

Allah, bodohkah Engkau hingga ingin kubohongi?

kesepian tlah menyuarakan rintihanku yang berbisik

dan kesesakan tlah menghimpitku

kebutaan menyelimutiku dan kedegilan membungkusku

Kaulah Tuhan, Allahku dan Rajaku

dan akulah milik kesayangan-Mu

Akulah bagian-Mu,

dan jalan-Mu, itulah yang menyenangkan jiwaku

Bila aku berhenti, kau tarik aku dengan gada-Mu

Bila aku tersesat, kau seret aku dengan tongkat-Mu

Kasih-Mu setajam pedang kepala pasukan istana Daud

dan cinta-Mu selembut kain persembahan bagi permaisuri Salomo

Tuhan, Oh Tuhan..

Hikmatlah tangan kananku,dan kesucian tangan kiriku

keduanya pudar, beserta bisikan dalam himpitan waktu

Ketajaman kasih-Mu, kelembutan cinta-Mu, dalam pelukan-Mu

itulah yang menguatkan aku, dalam kertak dan tangisku

Hati dan jiwa yang hancur itulah bagian-Mu Tuhan

Permulaan pekerjaan tangan-Mu

Bila aku berseru, Tuhan, Tuhan pandanglah aku

maka akan kulihat pancaran sinar wajah-Mu.

10 hal yang tidak bisa di beli oleh uang.

Uang, siapapun butuh uang. Orang Dewasa, Remaja bahkan anak – anak kecil sekalipun kenal dengan benda yang namanya uang. Memang uang penting dalam kehidupan, tanpa alat tukar ini kita tidak mukin bisa memenuhi kebutuhan hidup. Uang membuat sebagian orang bisa melakukan banyak hal daripada orang yang tidak memilikinya. Tetapi seberapapun pentingnya uang, masih ada hal yang tidak bisa dibeli dengan uang.

1. Waktu
Uang tidak akan bisa mengembalikan waktu yang telah berlalu. Setelah hari berganti, maka waktu 24jam tersebut akan hilang dan tidak akan mukin akan kembali lagi. Karena itu gunakan setiap kesempatan yang ada untuk menytakan perhatian dan kasih sayang anda kepada orang yang sangat anda sayang dan anda cintai, sebelum waktu itu berlalu dan anda menyesalinya.

2. Kebahagiaan
Memang kedengarannya aneh, Tetapi inilah kenyataannya. Uang memang bisa membuat anda merasa senang karena anda bisa membiayai liburan mewah, memberi laptop dengan fasilitas yang sangat modern, atau modifikasi mobil balap. Tapi uang tidak bisa menghadirkan secercah kebahagiaan dari dalam lubuk hati kita.

3. Kebahagiaan Anak
Untuk membelikan makan dan pakaian yang bagus – bagus untuk anak tercinta memang membutuhkan uang. Tapi anda tidak bisa menggunakan uang untuk memberi rasa aman, tanggung jawab, sikap yang baik serta kepandaian pada anak anda. Hal ini merupakan buah dari waktu dan perhatian yang anda curahkan untuk mereka dan hal – hal baik yang anda ajarkan. Uang memang membantu kita memenuhi aspek pengasuhan, tapi waktu telah membuktikan bahwa kebutuhan dasar tiap anak adalah berapa banyak waktu yang diberikan orangtuanya, bukan orangnya.

4. Cinta
Cinta tidak bisa dibeli dengan uang, akuilah hal ini benar. Memang dengan uang kita bisa membuat orang tertarik, tapi cinta berasal dari rasa saling menghargai, perhatian, berbagi pengalaman dan kesempatan untuk berkembang bersama. Itu sebabnya banyak pasangan yang menikah karena uang, tak bertahan lama.

5. Penerimaan
Untuk diterima oleh lingkungan pergaulan, Anda tak butuh uang. Bila Anda ingin diterima, fokuskan energi Anda untuk membuat diri Anda berharga bagi lingkungan sekitar dengan menjadi teman dalam suka dan duka.

6. Kesehatan
Kita butuh uang untuk mengongkosi biaya perawatan dan membeli obat, tapi uang tak bisa menggantikan kesehatan yang hilang. Itu sebabnya pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati sebaiknya kita terapkan. Mulailah berolahraga, berhenti merokok, dan banyak hal lain yang pasti sudah Anda tahu.

7. Kesuksesan
Beberapa orang memang ada yang mencapai kesuksesan dengan menyuap, tapi ini adalah pengecualian. Kesuksesan hanya berasal dari kerja keras, kemauan, dan sedikit kemujuran. Ada aspek kecil dari usaha menuju sukses yang bisa didapatkan dengan uang, misalnya mengikuti pelatihan atau membeli peralatan, tapi sukses lebih banyak berasal dari usaha yang Anda lakukan sendiri.

8. Bakat
Kita dilahirkan dengan bakat tertentu. Dengan uang, yang bisa kita lakukan adalah mengasah bakat tersebut, misalnya belajar musik. Namun para ahli mengatakan, untuk menjadi ahli di bidangnya, kita membutuhkan bakat.

9. Sikap yang baik
Banyak orang yang kaya raya tapi sikapnya kasar dan ucapannya sinis. Tak sedikit orang sederhana yang tutur katanya sopan dan menunjukkan rasa hormat pada orang lain. Jadi, jumlah uang yang dimiliki bukan penentu sikap atau manner seseorang.

10. Kedamaian
Bila uang bisa membeli kedamaian, barangkali kita tak lagi mendengar tentang perang. Justru yang sering terjadi sebaliknya, uang lah yang menjadi sumber pertikaian dan permusuhan.

Agar dapat melihat surga.

Seorang anak dengan gayanya yang lugu bertanya kepada ibunya, “bu, apa itu cinta?”.

Cinta ada adalah kemurnian jiwa, kesejukan bathin dari kenikmatan memberi dan kerelaan berkorban, jawab sang ibu. “Karena itukah banyak orang mengagungkan cinta?” tanya sang anak lagi.

Dengan sabar dan penuh cinta ibunya menerangkan, bahwa keagungan cinta hanya berada pada cinta Sang Agung, Si pencipta cinta itu sendiri. Dan jika ada yang mengagungkan cinta diatas segalanya, sebenarnya ia tidaklah tengah mengagungkan cinta melainkan perasaan dan nafsunya yang tengah bergumul sehingga meluap menjadi nafsu berbaju cinta.

Padahal jika mau membuka tabir sebenarnya, tentu mereka akan sadar kalau tengah terombang-ambing oleh arah cinta yang salah. “ini wajar nak, karena kebanyakan manusia hanya sebatas menggunakan mata kepala dan mengabaikan mata bathinnya, sehingga ia lupa bahwa cinta bersemayam dan bergetar-getar dihati, bukan di kepala, apalagi dimata.

Cinta harus dilihat dengan mata bathin, dan kebanyakan manusia memandang cinta hanya berhenti di mata kepala, sehingga seringkali tidak mampu menangkap kemurnian jiwa, kesejukan bathin dari mencinta dan dicinta.

Karena itu, mereka yang senantiasa mampu menggunakan mata bathinnya untuk melihat segala hal, ia akan melihat siapapun dan apapun dengan cinta. “Karena Allah pun teramat cinta kepada yang mempersembahkan cinta kepada-Nya”.“Lalu kenapa ada orang yang saling membenci, bertengkar dan saling bermusuhan?” tanyanya lagi.

Itulah kehebatan Allah. Dia ciptakan manusia dengan bentuk yang sempurna sehingga dengan kesempurnaan yang dimilikinya itu, manusia bisa menangkap kesan yang lain, tidak hanya cinta. Ada benci, marah, kecewa, senang, tertawa, sedih dan masih banyak lagi. Tak perlu takut, semua itu salah satu anugerah dari-Nya yang patut kita syukuri.

Sudah menjadi keinginan manusia tidak menyukai sesuatu yang tidak disenanginya, artinya sesuatu hal yang tidak berkenan, tidak sesuai dengan hati nuraninya, adalah sangat manusiawi jika dibenci. Dan adalah fitrah manusia juga untuk kecewa jika sesuatu tak seperti harapannya, tak seindah mimpinya.

Masalahnya kemudian, bagaimana manusia mengkondisikan hatinya agar senantiasa condong kepada kebenaran, sehingga benci, marah dan kecewa serta sedihnya hanya kepada kebathilan, kesemena-menaan, kezhaliman, keserakahan dan bahkan kesombongan diri, juga dosa yang dilakukannya.“Bagaimana dengan tersenyum dan tertawa?” Senyum dan tawa adalah sebuah refleksi, sama seperti benci, marah dan sedih.

Hanya bedanya, biasanya senyum dan tawa adalah cermin dari keberhasilan, kemenangan dan prestasi seseorang akan sesuatu. Tak perlu merasa bersalah hanya karena tersenyum dan tertawa. Mungkin Allah menciptakan rasa itu untuk melatih manusia. “Bukankah semua hamba-Nya yang sholeh kelak akan tersenyum di hadapan Allah yang menghadirkan keagungan wajah-Nya?” jelas sang Ibu sambil mengusap kening anaknya yang serap-serap mulai terbuai ke alam tidurnya.

Lama ia dibuai cinta sang Ibu, dengan sentuhan lembut ibunya ia memainkan nyanyian dawai-dawai indah yang bergelung-gelung dialam mimpinya. Ia merasakan kehangatan hidup, keceriaan dunia. Mungkin karena usianya yang memang belum pantas merasakan kegetiran dan kepahitannya.

Untuk sementara ibunya membiarkan mimpi anaknya tak terusik oleh kepayahan mencari sesuap nasi yang dijalaninya, juga hantaman kerikil di sepanjang jalan yang disusurinya. Terik dan hujan menjadi baluran tubuhnya sehari-hari, demi satu cita, tak kan membiarkan dimasa depan anaknya mengeluarkan keringat dan darah seperti yang dialaminya kini.

Mungkin semua orangtua mempunyai mimpi yang sama. Hingga dengan demikian sang ibu semakin sadar bahwa hanya Tuhanlah yang selama ini menguatkan, mempertebal kesabaran serta menanamkan keyakinan dihatinya, bahwa esok matahari masih akan terbit.Dan menjelang fajar, seusai kesejukan membasuh seluruh tubuh untuk kemudian bersimpuh dihadapan-Nya.

Tak terasa air bening mengalir membasahi pipi, untaian kata pinta yang tak pernah berhenti, yang tak pernah berhias putus asa, yang tak diiringi penyesalan akan beban hidup yang saat ini diamanahkan kepadanya. Terkadang ada tangis yang begitu keras sekeras benturan kehidupan yang menerpanya, hingga tak sadar tangisannya itu menyentuh relung bathin anaknya sampai terbangun.“Kenapa ibu menangis?” Menangis adalah satu anugerah Allah lainnya nak.

Menangis adalah wujud dari kelemahan manusia yang jelas-jelas kekuatannya sangat terbatas. Menangis adalah pembuktian akan adanya Yang Maha Kuat yang memiliki kehendak diatas segala mau dan keinginan manusia.

Tak perlu malu untuk menangis, karena dengan menangis kita tengah melunturkan kesombongan, kepekatan hati yang penuh noda hitam dari setiap detik hidup yang berlumur salah, juga menghilangkan penyakit-penyakit lainnya yang kerap hinggap di kalbu.Menangis tidak mesti dengan air mata, meski biasanya selalu dengan itu.

Air bening yang membasahi mata akan membasuh dosa yang berawal dari penglihatan manusia. Kemudian airnya turun menyejukkan wajah kita. Itulah cara Allah membersihkan wajah manusia yang coreng-moreng oleh kekhilafannya.

Maka dengan menangis setiap hari, wajah menjadi bersih, hati pun sejuk kembali dan kebeningan mata yang sudah terhapuskan pekatnya, memberikan keindahan tersendiri. Semua itu, hanya agar manusia dapat melihat surga.

Kalau Tuhan di pihak kita, mengapa harus takut ?

Roma 8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?

Kita adalah anak-anak Tuhan yang telah diselamatkan oleh Kasih Yesus Kristus. Sebagai anak Tuhan kita tinggal di dalam Kerajaan Sorga dan menjadi milikNya. Dahulu kita bukan umatNya, tetapi sekarang menjadi umatNya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan (I Petrus 2:10). Sebagai anak Tuhan yang tetap tinggal di dalam kasihNya, tidak ada satu kekuatan pun di luar Tuhan yang sanggup untuk menggugat dan menjatuhkan kita. Tidak ada satupun kekuatan yang bisa menghancurkan kehidupan kita.

Inilah pandangan yang disampaikan oleh Paulus kepada jemaaat Roma di dalam menghadapi penindasan. Kenyakinan Paulus tersebut didasari oleh pengetahuan dan pengalamannya bersama dengan Tuhan. Setelah Paulus mengenal Tuhan dan hidup bersama dengan Tuhan serta bergaul akrab bersama denganNya, dia memiliki kenyakinan yang kokoh akan penyertaan dan perlindungan Tuhan kepada umatNya. Begitu banyak kesaksian tentang penderitaan hidup yang dia alami bersama dengan Tuhan. Bagaimana dia dianiaya dan dihina di Filipi (I Tesalonika 2:2), bagaimana dia dianiaya di Kolose dan di tempat-tempat lain. Tapi penganiayaan dan penindasan yang dialaminya tidak pernah sampai menghancurkan hidupnya karena Tuhan membela dia.

Kita mungkin tidak sampai mengalami penganiayaan yang hebat seperti yang dialami oleh Paulus. Masalah kita mungkin tidak sebesar dan sehebat yang dirasakan oleh jemaat di Roma dan jemaat mula-mula. Namun mengapa kita merasakan bahwa penderitaan yang kita alami begitu berat? Masalah yang kita alami mungkin masih berkisar di kehidupan sehari-hari, kehidupan rumah tangga, masalah ekonomi, masalah pekerjaan, masalah jodoh, masalah anak-anak, masalah karir dan lain sebagainya. Bila kita mengalami penolakan dan penganiayaan di masyarakat karena masalah iman kepada Kristus, hal itu belumlah seberapa dibandingkan dengan yang dialami oleh jemaat Roma pada masa lalu yang ditangkap dan dianiaya serta diadu dengan binatang. Mereka dijadikan sebagai objek taruhan di arena pertandingan. Satu hal yang harus kita yakini seperti yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat Roma adalah, bahwa apapun pergumulan dan permasalahan yang kita hadapi, seberat apapun aniaya dan hinaan yang kita alami, kalau Tuhan ada di pihak kita, tidak akan ada yang sanggup untuk menghancurkan hidup kita. Kalau Tuhan ada bersama-sama dengan kita, tidak ada satupun kekuatan lawan yang sanggup untuk meredam kita. Kalau Tuhan yang membuka pintu, tidak ada satupun kekuatan yang sanggup menutupnya kembali. Kalau Tuhan sudah mengangkat kita, tidak ada satupun kekuatan yang akan dapat merendahkan kita. Oleh karena itu, mari agar kita tetap tinggal bersama dengan Tuhan dan selalu mau bersekutu dengan Dia di setiap saat dan disetiap waktu karena kalau Tuhan ada di pihak kita, siapakah yang menjadi lawan kita? Terpujilah nama Tuhan. Amin.

Datanglah pada Yesus.

Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Banyak orang menyelidiki kitab suci termasuk Alkitab untuk mencari kehidupan dan untuk memecahkan misteri kehidupan setelah mengalami kematian. Ada juga orang menyelidiki Alkitab untuk membenarkan diri sendiri, membenarkan pendapat agamanya atau bahkan untuk melihat kesalahan-kesalahan dari Alkitab. Tujuan penyelidikan Alkitab bukan lagi dalam rangka melihat kebenaran, mencari kebenaran dan mengetahui kebenaran serta percaya kepada Kebenaran itu. Alkitab sebenarnya banyak memberi kesaksian tentang akan datangnya seorang Juruselamat manusia, namun ada begitu banyak orang tidak percaya kepada pemberitaan itu karena memang mereka tidak dianugerahi kemampuan untuk mengetahui rahasia firman itu (Lukas 8:10).

Bangsa Israel sendiri sebagai umat pilihan sampai sekarang masih menanti-nantikan Mesias yang dijanjikan itu dan mereka masih tidak percaya kepada Yesus Kristus. Mengapa? karena memang bangsa ini telah tegar tengkuk dan mengeraskan hati terhadap pemberitaan akan keselamatan. Itu sebabnya sampai sekarang mereka masih berada di bawah hukum Taurat, karena menyangka olehnya mereka akan memperoleh keselamatan dan hidup yang kekal. Sungguh kasihan dan sungguh amat tragis kehidupan umat Israel.

Buat apa kita berlelah-lelah untuk mencari keselamatan dengan melakukan penyelidikan Alkitab kalau tetap mengeraskan hati dan tetap tidak mau datang kepada Yesus. Keselamatan tidak dapat diperoleh dengan cara seperti itu. Keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus, karena di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan selain nama Yesus (Kisah Para Rasul 4:12). Yesus Kristus telah diutus ke dunia ini dalam rangka Misi menyelamatkan kehidupan manusia dengan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama seperti manusia (Efesus 2:7). Mengapa harus sama dengan manusia? Karena Tuhan sudah berulangkali datang kepada milik kepunyaanNya dalam rupa-rupa yang lain, seperti api, awan dan lain-lain, tetapi mereka tetap tidak percaya sehingga Tuhan memandang perlu untuk menyatakan kehendakNya melalui Yesus dengan diam diantara milik kepunyaanNya (Yohanes 1:14). Segala sesuatu yang terjadi telah dinubuatkan oleh para nabi bertahun-tahun sebelum hal tersebut menjadi kenyataan agar manusia dapat menjadi percaya, tetapi tetap saja mereka tidak percaya karena menganggap hal tersebut hanya rekayasa oleh orang-orang tertentu. Banyak orang yang telah menyelidiki Alkitab sudah tahu tapi tetap tidak percaya, sudah mendengar tapi tetap mengeraskan hati, sudah paham tetapi takut untuk menjadi percaya. Jadi bagaimana dong untuk mendapatkan kehidupan yang kekal itu? Tidak bisa tidak, kita harus datang kepada Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Juruselamat. Kita tidak akan dapat memperoleh keselamatan dan hidup yang kekal dengan cara sendiri dan dengan amal perbuatan. Tetapi di dalam nama Yesus kita diberikan pengampunan atas dosa, di dalam nama Yesus ada keselamatan dan di dalam nama Yesus ada kehidupan yang kekal. Oleh karena itu, kalau ingin mendapatkan hidup yang kekal itu, datanglah kepada Yesus dan percaya serta serahkan seluruh hidup kita kepadaNya. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Percayakan hidup pada rancangan Tuhan.

Yeremia 29:12-14 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu.


Gempa bumi, gunung meletus, banjir bandang dan malapetaka lainnya yang beberapa minggu lalu dialami oleh bangsa Indonesia, sedikit banyak membuat orang bertanya-tanya mengenai kejadian tersebut. Ada begitu banyak orang ingin tahu tentang mengapa dan sampai kapan hal tersebut akan menimpa bangsa dan negara ini. Ada orang bertanya kepada peramal, kepada paranormal, kepada arwah dan kepada kekuatan lainnya untuk mengetahui secara dini mengenai hal ini. Memang, pencobaan, masalah, sakit-penyakit, malapetaka yang menimpa seseorang atau sebuah bangsa sering membuat dirinya ingin mengetahui lebih jauh tentang hal itu. Manusia sering tidak sabar menanti kesudahan suatu masalah yang menimpa dirinya. Dengan kata lain, manusia tidak ingin menghadapi suatu masalah dan ingin menghindarinya .


Hal inilah yang terjadi di dalam diri umat Israel. Ketika mereka diberitahu akan menghadapi masalah yaitu akan dibuang ke negeri lain dan menjadi tawanan bangsa Babel selama 70 tahun, bangsa Israel tidak dapat mempercayai dan menerima hal itu. Mereka tidak senang kepada nabi Yeremia yang menjadi perantara untuk menyampaikan berita itu dan kemudian lebih mendengar nabi lain yang tidak diutus oleh Tuhan. Mereka lebih memilih mendengar nabi palsu untuk tidak takluk kepada bangsa Babel dan memilih mati oleh pedang, kelaparan dan penyakit sampar daripada takluk kepada raja Babel seperti yang telah dinyatakan oleh Tuhan (Yeremia 27:23). Artinya, mereka tidak mau menghadapi masalah yang sudah dirancangkan oleh Tuhan dan mengira bahwa dengan berbuat demikian serta tidak menuruti jalannya Tuhan, maka mereka akan selamat. Ternyata orang-orang yang menentang perintah Tuhan dengan tidak mau menghadapi masalah dengan takluk kepada bangsa Babel, menjadi mati.


Memang masalah, pencobaan, sakit penyakit dan lain sebagainya sering dipandang manusia sebagai hal yang harus dihindari dari kehidupan. Ketika orang mengalami suatu masalah dan pencobaan, ada begitu banyak orang menganggap bahwa hal itu adalah suatu kutuk dan harus dienyahkan dari kehidupan. Ada begitu banyak orang, khususnya umat Tuhan mengatakan bahwa tidak mungkin seorang hamba Tuhan mengalami begitu banyak penderitaan, tidak mungkin anak Tuhan akan menghadapi begitu banyak pencobaan, tidak mungkin orang yang sudah taat dan setia kepada Tuhan serta melayani Tuhan mendapat begitu banyak musibah dan lain sebagainya. Ingatlah, betapa salehnya kehidupan seorang hamba Tuhan yang bernama Ayub, tapi dia harus mengalami begitu banyak masalah dan penderitaan dalam hidupnya. Ternyata, semua masalah ini harus dia hadapi, adalah agar dia dapat mengerti bahwa Tuhan memelihara kehidupannya. Ayub mengalami semua hal ini dan diijinkan untuk mengalami suatu penderitaan yang begitu menyesakkan dengan maksud agar dia tahu dan mengerti bahwa Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Nya yang gagal (Ayub 42:2). Tuhan telah merancangkan segala sesuatu yang baik kepada umatNya. Dia tahu hal yang akan terjadi kepada kita semuanya. Walaupun kelihatan berat, walaupun kelihatan seperti mustahil akan ada jalan keluar, walaupun kelihatan tidak akan mengalami kesembuhan, walaupun kelihatan tidak mungkin dan lain sebagainya, jangan pernah meminta petunjuk kepada kekuatan lain seperti meminta petunjuk arwah, tukang tenung dan lain sebagainya. Tapi datanglah kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat, Dia akan memberikan kepada kita kelegaan (Matius 11:28), memberi kepada kita jalan keluar, memberi kepada kita pemecahan atas segala permasalahan yang ada. Yesus akan memulihkan keadaan kita seperti semula. Percayakanlah hidup kita kepada rancangan Tuhan, karena rancanganNya adalah rancangan damai sejahtera untuk memberikan masa depan yang penuh dengan harapan. Terpujilah nama Tuhan. Amin

Jangan berhenti berharap kepada Tuhan.

Mazmur 12:7 Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.

Banyak orang berkata menanti adalah pekerjaan yang paling membosankan. Apa lagi menanti janji yang tidak pasti. Bagi orang yang tidak menyerahkan kepercayaannya sepenuhnya kepada Tuhan, janji Tuhan adalah janji yang tidak pasti. Tetapi bagi kita yang menyerahkan kepercayaan kita sepenuhnya kepada Tuhan, janji Tuhan adalah janji yang pasti. Namun untuk menunggu kegenapan janji Tuhan dibutuhkan kesabaran dan kesetiaan. Kesabaran dan kesetiaan tidak dapat dibuktikan dalam waktu singkat. Tidak seperti kebaikan, kebaikan dapat dilihat orang dalam waktu singkat. Orang yang tadinya jahat bisa tiba-tiba drastis berubah 180 derajat karena pertobatan. Setelah bertobat, dia akan menjadi baik. Namun tidak sama halnya dengan kesabaran dan kesetiaan, ini hanya dapat dibuktikan oleh waktu. Waktulah yang dapat membuktikan apakah seseorang itu sabar/setia atau tidak. Orang yang baik belum tentu sabar dan setia, tetapi orang yang setia sudah pasti adalah orang yang baik.
Dalam Alkitab, kita banyak menemukan janji-janji Tuhan. Untuk menerima janji-janji Tuhan itu maka harus ada pengharapan. Pengharapan bahwa suatu waktu Tuhan akan menepati janji-Nya. Pengharapan akan membuat kita mampu untuk sabar dan setia dalam menanti janji-janji Tuhan itu.

Roma 8:24-25 Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.

Saudaraku, ayat ini menjelaskan bahwa pengharapan berkaitan dengan suatu hal yang tidak dilihat. Janji adalah suatu hal yang saat ini belum menjadi nyata, artinya saat ini kenyataannya belum dapat dilihat. Namun didalam janji ada kekuatan, yaitu kekuatan untuk menantikannya dengan tekun.

Saudaraku, Abraham adalah orang yang sabar dan setia dalam menantikan janji Tuhan. Kita perhatikan ayat dibawah :

Roma 4:18-21 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.

Secara logika, Abraham sudah tidak punya dasar pengharapan lagi untuk memiliki anak dari perjanjian Tuhan karena dia sudah tua, umurnya sudah hampir 100 tahun dan Sara istrinya, sudah mencapai 75 tahun. Namun Abraham tetap meletakkan pengharapannya kepada Tuhan. Dia meyakini Tuhan pasti tidak akan pernah ingkar janji. Bahkan dia meyakini bahwa Tuhan berkuasa untuk melaksanakan apa yang di janjikan-nya itu.

Saudaraku, apa janji Tuhan yang sedang saudara nantikan saat ini dan sudah berapa lama saudara menantikan-Nya? Apakah saudara menantikan kehadiran seorang anak yang sudah lama saudara tunggu-tunggu? Atau saudara sedang menantikan janji Tuhan dalam pemulihan hidup, pemulihan ekonomi, pemulihan kesehatan dan lain sebagainya. Lihat, Abraham menanti dengan sabar walaupun sudah tidak ada alasannya untuk bersabar. Apa sebenarnya yang ingin Tuhan lihat sehingga harus begitu lama baru Tuhan jawab janji-Nya itu?. Tuhan ingin melihat kesetiaan Abraham. Dan ternyata benar, waktu telah membuktikan kesetiaan Abraham. Walaupun secara fisik Abraham sudah tidak mungkin lagi punya anak tapi dia tetap memiliki iman bahwa Tuhan sanggup melakukan apa yang dijanjikan-Nya itu.

Saudaraku, pengharapan bukan saja butuh kesetiaan, tetapi juga butuh iman. Pengharapan tanpa kesetiaan tidaklah sempurna demikian pula kesetiaan tanpa iman.

Ibrani 11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Pengharapan yang sempurna adalah pengharapan yang di sertai dengan iman. Dengan iman kita melihat bahwa kita akan memperoleh apa yang kita harapkan tersebut. Namun satu hal jangan lupa, Iman yang sempurna adalah iman yang disertai dengan penyerahan. Yang dimaksud dengan penyerahan adalah bahwa kita menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Memang Tuhan telah menyatakan janji-Nya, namun kita tidak bisa memaksa Tuhan untuk segera menepati janji-Nya biarlah kita menyerahkan sesuai dengan waktunya Tuhan. Kita boleh berdoa men-claim janji Tuhan, namun di akhir doa kita biarlah kita berkata “Biarlah kehendak-Mu yang jadi, bukan kehendakku” itulah salah satu contoh iman yang disertai dengan penyerahan.

Oleh sebab itu saudaraku, biarlah kita menantikan kegenapan janji Tuhan dengan sabar. Jangan pernah berhenti berharap pada Tuhan. Mari kita teladani iman Abraham yang menantikan dengan sabar janji Tuhan walaupun secara fisik dia sudah tidak punya pengharapan lagi. Pengharapan yang disertai dengan iman dan penyerahan akan menghasilkan muzizat. Tuhan Yesus memberkati. Amin

Berserah kepada rancangan Tuhan.

Yesaya 55:8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.

Ayat diatas dengan tegas menjelaskan bahwa rancangan Allah tidak sama dengan rancangan manusia. Bagi orang Kristen ayat ini pasti sudah tidak asing lagi. Tanpa dihafalpun sudah terhafal sendiri karena terlalu sering di dengar. Dikatakan memang mudah tapi di praktekkan sangat sulit. Saya jadi teringat apa yang ditulis Yohannes ketika di pulau Patmos.

Wahyu 10:10 Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya. Firman Tuhan itu mudah sekali diperkatakan, bahkan cukup enak untuk disampaikan namun pada prakteknya sangat susah, dengan kata lain terasa pahit.

Pada umumnya manusia lebih memilih rancangannya sendiri dari pada rancangan Tuhan. Karena rancangan manusia lebih terfokus kepada hal-hal duniawi sementara rancangan Tuhan lebih terfokus kepada hal-hal rohani. Manusia lebih memilih mengembangkan kehidupan jasmani dari pada kehidupan rohani. Contohnya dalam memilih pasangan hidup, manusia lebih cenderung memilih pasangan yang cantik/ganteng, sementara rancangan Tuhan lebih terfokus kepada kecantikan rohaniah.

Karena rancangan Tuhan lebih tertuju kepada hal-hal yang bersifat rohani maka orang yang hidup dalam keinginan daging akan sangat sulit mengikutinya. Itulah sebabnya mereka lebih cenderung memilih rancangan sendiri karena rancangan Tuhan sangat menyakitkan dan melelahkan.

Ada satu tokoh di Alkitab yang lebih memilih mengikuti rancangan Tuhan walaupun karena itu dia harus sangat menderita. Namanya Yusuf. Yusuf adalah anak yang paling dikasihi Yakub. Dalam kehidupan sehari-hari Yakub senatiasa memberikan yang terbaik kepadanya. Bahkan ia mendapatkan jubah maha indah yang tidak di dapatkan oleh saudara-saudaranya yang lain. Tuhan mempunyai rencana yang besar buat Yusuf dan Yusuf tahu akan hal itu karena Tuhan menyatakannya melalui mimpi-mimpi. Namun untuk rencana besar itu Yusuf harus mengalami proses yang sangat menderita. Dia harus meninggalkan zona nyaman dan turun kedalam zona penderitaan. Pertama ia dijual menjadi budak, Setelah menjadi budak Yusuf harus turun lagi kepada penderitaan yang lebih dalam yaitu menjadi tahanan, ia ditahan karena suatu kesalahan yang tidak dilakukannya. Menyakitkan sekali bukan? Namun tidak ada satu ayatpun yang saya temukan di Alkitab Yusuf bersungut-sungut. Ia tidak menyalahkan siapa-siapa. Ia tidak menyalahkan saudara-saudaranya apalagi menyalahkan Tuhan. Saya yakin Yusuf bisa berbuat begitu karena ia menyadari bahwa ia sedang berada dalam rencana Tuhan dan Tuhan sedang mempersiapkan dia untuk suatu rencana yang besar yaitu menyelamatkan keturunan Israel. Memang benar ia berada dalam rencana Tuhan, karena setelah itu ia diangkat menjadi penguasa atas Mesir dan dengan demikian ia dapat menyelamatkan kaum keturunan ayahnya dari bahaya kelaparan yang sedang melanda dunia.

Kejadian 50:19-20 Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.

Ayat ini menguatkan keyakinan saya bahwa Yusuf menyadari sejak awal bahwa Tuhan punya rancangan besar dalam hidupnya dan ia memilih rancangan Tuhan itu.

Bagaimana dengan kita, apakah kita mau memilih rancangan Tuhan? Atau memilih rancangan kita sendiri?

Sekitar empat tahun yang lalu saya berada dalam puncak karir saya. Saya menjabat posisi Top Management pada sebuah perusahaan. Namun dengan posisi itu saya tidak mempunyai banyak waktu untuk beribadah, bahkan terkadang hari minggupun saya harus kerja untuk mengejar target perusahaan. Hati saya tidak damai sejahtera, karena di dalam lubuk hati saya yang paling dalam saya merasa kering dan senantiasa merindukan untuk dapat selalu beribadah kepada Tuhan. Saya berdoa kepada Tuhan: Tuhan, apakah memang ini rencana-Mu untuk hidupku? Jika ya, kenapa saya tidak mempunyai waktu untuk beribadah? Jika tidak maka berikanlah saya pekerjaan yang tidak menghalangi saya beribadah. Setelah dua bulan lebih berdoa, sebuah tawaran pekerjaan datang kepada saya dari perusahaan lain. Jabatan lebih rendah dan pasti gajinyapun lebih rendah. Saya harus memilih apakah saya harus mempertahankan pekerjaan yang sekarang? Posisi lebih tinggi dan gaji lebih besar ataukah saya harus memilih pekerjaan yang baru? Harus memulai dari nol, posisi lebih rendah dan gaji lebih rendah pula? Tetapi mempunyai banyak waktu untuk beribadah. Setelah beberapa waktu berdoa, dengan hati yang damai akhirnya saya pilih pekerjaan baru itu karena saya tahu itulah rencana Tuhan untuk saya. Konsekuensinya saya dan istri harus hidup lebih berhemat lagi. Namun sampai saat ini Tuhan tetap memelihara kami. Tuhan mencukupkan segala kebutuhan kami.

Saudaraku, Tuhan punya rencana yang indah buat kehidupan kita. Saya tidak tahu apa rencana Tuhan untuk saudara namun satu hal yang pasti bahwa rencana Tuhan tidak merancangkan rancangan kecelakaan melainkan rancangan yang damai sejahtera yaitu masa depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11). Amin.

Doa yang menggetarkan hati Tuhan.

Yakobus 4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.

Saudaraku terkadang kita bosan dan menjadi berhenti berdoa karena sudah lama berdoa namun tidak menerima jawaban dari doa itu. Akhirnya kita tidak berdoa sama sekali bahkan menjadi ragu apakah Tuhan itu ada atau tidak. Bila Tuhan itu ada kenapa doaku tidak dijawab-jawab juga?

Orang yang bijaksana adalah orang yang tidak hanya menuntut melainkan juga orang yang mau mengoreksi diri sendiri. Mengapa Tuhan tidak menjawab doa kita? Mari kita koreksi diri kita, mari kita perhatikan doa kita. Apakah doa kita hanya untuk kepuasan dan kepentingan diri sendiri? Jika ya maka janganlah heran kalau doa kita tidak dijawab oleh Tuhan.

Kami pernah mendengar seseorang berdoa agar memiliki mobil, rumah dll. Memang kami tidak berani mengatakan hal itu salah karena Tuhan juga berkata “mintalah maka kami kamu akan menerima”, tetapi doa yang demikian tidak menjadi prioritas Tuhan untuk menjawabnya karena doa itu doa yang mengandung kedagingan.

Mengenai berdoa kita dapat meneladani doa Salomo. Suatu waktu Salomo memberikan persembahan kepada Tuhan. Ia mempersembahkan seribu korban bakaran kepada Tuhan. Sebagai hasilnya Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam suatu mimpi dimana Tuhan memberi kesempatan kepada Salomo untuk meminta sesuatu dari Tuhan. Itu dapat kita baca di I Raja-Raja 3:1-5. Namun yang sungguh menakjubkan hati Tuhan adalah Salomo tidak meminta kekayaan dan umur yang panjang. Salomo hanya meminta hikmat yaitu hati yang faham menimbang dan membedakan yang baik dan jahat dimana dengan hikmat itu ia dapat menghakimi dan memerintah Israel dengan adil. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

I Raja-raja 3:9 Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"

Salomo tidak meminta sesuatu untuk kepentingannya sendiri. Salomo berdoa untuk kepentingan orang banyak dan itulah sebabnya hati Tuhan tergerak dan menjawab doa Salomo lebih dari yang diminta. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

I Raja-Raja 3:11-13 Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di antara raja-raja.

Oleh sebab itu saudaraku, apakah saudara rindu doa saudara menggetarkan hati Tuhan? Jika ya maka berdoalah untuk bangsa dan negara, berdoalah untuk jiwa-jiwa yang terhilang, berdoalah untuk keluargamu, berdoalah untuk mereka yang sedang menderita dan sakit, berdoalah buat hamba-hamba Tuhan dsb, maka hati Tuhan akan tergetar dan menjawab lebih dari yang saudara minta. Tuhan Yesus memberkati. Amin

Hukum tabur tuai

Yeremia 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.


Di dalam kehidupan ini, ada istilah yang mengatakan tentang hukum tabur tuai. Apa yang ditabur, itu yang akan dituai. Ketika orang menabur yang jahat, maka dia akan menuai yang jahat juga. Namun, ketika orang itu menabur yang baik, ternyata belum tentu mendapatkan yang baik. Itu sebabnya ada begitu banyak orang tidak mau berbuat baik kepada semua orang karena berpikir akan mendapatkan yang jahat. Ini adalah pandangan orang dunia, karena tidak ada kepastian di dalam pemikiran mereka tentang tuaian atas kebaikan yang diperbuat. Ketika yang baik dilakukan, justru yang jahat yang datang kepada mereka sehingga menjadi jera untuk menabur kebaikan. Maka dari sinilah ada istilah, air susu dibalas dengan air tuba. Artinya kebaikan dibalas dengan kejahatan.


Berbeda dengan pemikiran orang dunia, justru bagi umat Tuhan hukum tabur tuai itu ada kepastian karena di dalam Yesus ada kepastian. Di dalam kitab Galatia 6:7b ada dikatakan bahwa apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Apabila ditabur yang jahat, maka akan dituai yang jahat juga. Sebaliknya, apabila ditabur yang baik, maka akan dituai yang baik juga. Lantas, bagaimana ketika kita berbuat baik kepada seseorang, kemudian orang itu justru membalas kepada kita hal yang jahat? Apakah hukum tabur tuai tetap berlaku bagi umat Tuhan? Dalam hal ini, Firman Tuhan tidak pernah salah di dalam menyatakan kehendakNya kepada manusia.


Kalau melihat dan membaca kisah tentang Yusuf di dalam kitab Kejadian, kita dapat belajar lebih banyak mengenai hukum tabur tuai ini. Dalam hal ini, Yusuf selalu berbuat baik kepada saudara-saudaranya, namun saudara-saudaranya malah membenci bahkan tega menjual dirinya kepada orang Mesir. Walaupun Yusuf telah disakiti, namun Yusuf tidak pernah mengatakan air susu dibalas dengan air tuba kepada orang lain. Di negeri orang, Yusuf tetap tidak jera berbuat baik kepada orang lain, namun tetap saja kebaikannya dibalas dengan kejahatan karena dia difitnah oleh istri Potifar yang merupakan tuannya. Kesetiaan Yusuf untuk berbuat baik kepada setiap orang memang patut diacungi jempol, karena ternyata kebaikan yang dia tabur menghasilkan buah kebaikan bagi dirinya dan keluarganya. Di sini dapat dilihat bahwa hukum tabur tuai itu tetap berlaku dan memang akan terjadi di dalam diri kita. Ketika kita menabur yang baik, maka ketika menantikan hasilnya, ada suatu proses yang akan membuat buah yang dihasilkan akan sangat baik. Proses yang terjadi di dalam menantikan hasil kebaikan itu dapat berupa fitnah, iri hati, kedengkian, kemarahan dan lain sebagainya dari orang lain. Disinilah umat Tuhan akan dibentuk karakternya menjadi lebih baik lagi untuk lebih sabar, penuh kasih, memiliki ketabahan, tidak sombong, murah hati dan lain sebagainya dan satu hal lagi yaitu kita dapat mengerti bahwa rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera yang penuh dengan harapan. Segala sesuatu yang terjadi di dalam diri umat Tuhan ketika menantikan buah yang baik hasil dari kebaikan yang ditabur adalah baik adanya. Inilah yang harus kita pahami. Seperti Yusuf yang pada akhirnya dapat berkata bahwa orang lain dapat mereka-rekakan dan berbuat yang jahat kepada dirinya, tetapi Tuhan merancangkan sesuatu yang baik bagi dirinya dan bangsanya (Kejadian 50:20), demikian pula kita akan dapat mengatakan hal yang sama ketika pada akhirnya kita menerima sesuatu yang baik dari Tuhan karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Terpujilah nama Tuhan. Amin.

Hati-hati bahaya mengancam Anda

Yesaya 40:11
Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.

Jika Anda tinggal di daerah pedesaan, mungkin Anda pernah mendengar tentang hewan ternak yang diganggu oleh hewan liar. Musang adalah salah satu contoh predator yang sering kali membunuh hewan ternak para petani. Musang dikenal licik dan buas, bahkan kandang yang telah dibuat para petani pun seringkali tidak dapat menghalangi mereka.

Dalam kehidupan ini, tanpa sadar kehidupan kita juga terancam oleh pemangsa yang siap mencuri, merampok dan membunuh kehidupan spiritual kita. Yohanes 10:10a berkata, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;.” Pencuri itu adalah iblis yang berkeliling mencari kesempatan di mana kita lengah dan siap diterkamnya. Dia dapat menyelinap kapan saja saat kewaspadaan kita turun dan siap membinasakan kehidupan kita. Ancaman ini serius, namun sedikit dari kita yang menyadarinya.

Jalan keluarnya untuk masalah ini sangat mudah, datanglah pada Yesus, Gembala Agung kita yang siap untuk membela dan melindungi kita dari bahaya. Yesus berkata, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;” (Yohanes 10:11). Pastikan Anda terhubung terus dengan Yesus. Jadilah seperti seekor domba yang mengenal suara gembalanya. Karena selama Anda berada di dekat dengan gembala itu, maka bahaya seperti apapun yang mengancam Anda dipastikan aman karena gada-Nya dan tongkat-Nya itu akan melindungi Anda.

Tanpa Yesus, hidup Anda dalam bahaya. Namun di dalam Yesus, Anda dijamin aman hingga ke kekalan.

Berkat TUHAN

Amsal 10:22 Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.


Banyak orang, khususnya anak Tuhan, beranggapan bahwa kekayaan tidak perlu dicari dengan susah payah karena ada ayat firman Tuhan yang mengatakan hal ini yaitu kekayaan adalah karena berkat Tuhan dan susah payah tidak akan menambahinya. Padahal kalau kita melihat lebih jauh lagi di dalam Amsal 10: 4 dikatakan bahwa tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya. Kalau hanya Tuhan yang menjadikan kaya, kenapa orang di luar Tuhan juga bisa menjadi kaya raya? Apakah Tuhan juga memberkati orang yang tidak mengenal Tuhan melebihi orang yang mengenal Tuhan, karena justru yang kaya raya sering kali adalah orang yang tidak mengenal Tuhan? Kalau begitu, mengapa orang sering mencari kekayaan sampai ke gunung-gunung dan lembah-lembah dan lain sebagainya dan pada kenyataannya mereka menjadi kaya?


Kalau kita mau memahami dan mendalami pengertian dari terjemahan ayat ini, kita dapat mengetahui lebih lanjut maksud dan tujuan dari ayat ini. Sebenarnya Tuhan menghendaki agar setiap manusia juga bekerja keras (Kejadian 3:17). Tuhan menghendaki agar setiap orang yang mau mendapat kekayaan yang berupa materi dapat dilakukan dengan bekerja keras disertai dengan bergantung penuh kepadaNya dan bukan kepada iblis atau kekuatan lainnya. Tuhan tidak mau manusia memiliki fokus kerja kerasnya adalah hanya untuk mendapatkan kekayaan sehingga mengabaikan diriNya, terlebih lagi apabila manusia datang kepada Iblis dan menjadi antek-anteknya untuk memperoleh kekayaan. Perlu diketahui bahwa Iblis juga menawarkan kekayaan seperti yang terjadi pada kasus pencobaan yang terjadi atas diri Tuhan Yesus (Matius4:8-9). Pengertian sebenarnya dari ayat firman Tuhan ini adalah bahwa berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, Tuhan tidak akan memberikan kesusahan dengan adanya berkat yang sudah Dia berikan.


Inilah yang harus kita pahami, bahwa Iblis juga bisa memberikan berkat dan kekayaan kepada setiap orang yang mau datang kepadanya. Namun masalahnya adalah, ketika berkat dan kekayaan sudah dimiliki yang berasal dari Iblis, maka kekayaan itu akan menjadi sia-sia. Hal ini disebabkan karena Iblis akan berupaya terus menerus agar manusia itu mengalami kehancuran yang lebih dalam lagi. Iblis akan menambahi kesusahan demi kesusahan sebagai hasil dari kekayaan yang sudah dia berikan kepada orang yang datang kepadanya yang dapat berupa tumbal dan korban lainnya. Kekayaan yang diperoleh dengan cara seperti ini akan memberikan dampak yang buruk kepada pemilik kekayaan karena tidak ada damai sejahtera, tidak ada sukacita, tidak ada kebahagiaan. Yang ada di dalam kehidupannya adalah kesusahan yang semakin bertambah, kesedihan yang semakin menjadi-jadi karena korban untuk Iblis semakin bertambah. Walaupun kekayaan berlimpah-limpah diberikan Iblis kepada manusia, tetapi kekayaan yang demikian tidak akan dapat dinikmati dengan baik. Sebaliknya, kekayaan dan berkat yang diperoleh karena Tuhan yang memberikan akan dapat dinikmati dan penuh dengan damai sejahtera. Tuhan tidak akan memberikan kesusahan kepada setiap orang yang Dia berkati dan Dia berikan kekayaan. Raja Salomo sebagai orang yang diberkati dan diberikan kekayaan oleh Tuhan, sudah merasakan betapa kekayaan yang dia miliki yang bersumber dari Tuhan dapat dia nikmati dengan begitu indah dan penuh damai sejahtera karena Tuhan tidak pernah memberikan kekayaan dan berkat kepada setiap orang yang datang kepadaNya disertai dengan kesusahan. Raja Salomo dapat menikmati seluruh kekayaannya sampai akhir masa hanyatnya karena harta kekayaan yang dimilikinya semuanya adalah berkat Tuhan. Terpujilah nama Tuhan. Haleluyah. Amin.

Kuat di dalam Tuhan.

Efesus 6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.


Kata orang bijak, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Pernyataan ini adalah untuk memotivasi orang-orang yang mengalami kegagalan agar segera bangkit kembali dan mau melakukan yang lebih baik untuk mencapai keberhasilan. Dengan mengalami kegagalan, orang dapat mengenali kelemahannya dan menemukan kekuatan yang dimilikinya sehingga dapat mengambil langkah selanjutnya untuk meraih keberhasilan. Namun kenyataannya, ada begitu banyak orang tidak dapat bangkit lagi, mereka patah semangat, putus asa dan lain sebagainya. Kegagalan menjadikan mereka tidak lagi punya pengharapan dan merasa masa depan begitu gelap.


Di dalam Alkitab, ada begitu banyak tokoh-tokoh alkitab yang diceritakan mengalami kegagalan berjalan bersama dengan Tuhan. Adam dan Hawa gagal membina hubungan dengan Tuhan sehingga harus diusir dari taman Eden. Abraham gagal di dalam menantikan janji Tuhan sehingga harus menikahi perempuan Mesir dan lahirlah Ismael. Musa gagal mengikuti perintah Tuhan untuk mendatangkan air yang seharusnya dengan perkataan tetapi dilakukannya dengan memukul batu. Simson di dalam keperkasaan tubuhnya gagal mempertahankan kekuatannya karena jatuh di tangan seorang perempuan yang lemah bernama Delila. Daud jatuh ke dosa perzinahan dengan Bersyeba sehingga dia merencanakan pembunuhan atas Uria, suami Betsyeba, dan lain sebagainya. Kita melihat bahwa mereka pernah gagal, namun segera menyadari kegagalannya dan bangkit bersama dengan Tuhan sehingga mereka memperoleh kembali kekuatannya dari Tuhan.


Kegagalan memang tidak pernah diharapkan oleh seorang pun anak manusia di dunia ini. Namun pada kenyataannya, ada begitu banyak orang menghadapi kegagalan demi kegagalan dalam hidupnya. Kegagalan dalam berusaha, kegagalan dalam berumah tangga, kegagalan dalam karir, kegagalan dalam percintaan, kegagalan dalam membina hubungan dengan sesama dan lain sebagainya. Ada orang ketika mengalami kegagalan segera bangkit dari kegagalannya dan berusaha menata masa depannya kembali dan ada juga yang jatuh terjerembab tidak bangkit lagi. Kita dapat melihat contoh bagaimana seorang Yudas Iskariot yang gagal mempertahankan hubungan yang baik dengan Yesus sehingga dia mengkhianati serta menjual Tuhan dengan beberapa keping perak. Kegagalan yang telah dialaminya tidak serta merta menginsapinya untuk segara bangkit, namun sebaliknya dia malah terpuruk lebih dalam lagi dengan melakukan bunuh diri. Inilah yang tidak dikehendaki oleh Tuhan untuk dilakukan oleh orang yang mengalami kegagalan. Ketika kita gagal, ketika keberhasilan belum ada di tangan kita, ketika masalah datang menghampiri dan lain sebagainya, Tuhan menghendaki agar kita jangan pernah menyerah dan putus asa terhadap situasi yang ada. Tuhan tidak pernah mengijinkan kegagalan menimpa kehidupan kita tanpa seijin dari padaNya. Tuhan tidak pernah memberikan masalah melebihi dari kekuatan yang dimiliki (I Korintus 10:13). Ketika kita diijinkan mengalami kegagalan, Dia ada tetap bersama dengan kita dan memberikan kekuatan kepada kita agar dapat menopangnya. Tapi satu hal perlu diketahui bahwa kita harus tetap di dalam hadiratNya dengan doa. Ingatlah, bagaimana Petrus yang gagal mempertahankan sikapnya terhadap Yesus sehingga dia menyangkali Yesus sampai tiga kali. Petrus segera menyadari kegagalannya dan bangkit serta mau datang kembali kepada Yesus sehingga dia dipakai Tuhan dengan luar biasa. Kita pun demikian juga, kegagalan bukanlah untuk diratapi, bukan untuk ditangisi dan bukan untuk disesali. Kegagalan bukan akhir dari segalanya, tetapi kegagalan adalah untuk kita dapat merenung akan kehendak Tuhan dalam hidup kita sehingga kita dapat bergantung dan berharap sepenuhnya kepada Tuhan. Hendaklah kita tetap kuat di dalam Tuhan ketika menghadapi segala permasalahan. Ketahuilah, bahwa kita tidak akan pernah berhasil meraih apa yang diimpikan dan tidak akan pernah merasakan penyertaan Tuhan apabila kita tidak pernah merasakan kegagalan. Terpujilah nama Tuhan. haleluyah. Amin.

OPPORTUNIS

Mazmur 1:1-3 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.


Sikap opportunis adalah sikap yang selalu menangkap peluang yang ada dengan tidak mengindahkan norma-norma kehidupan, norma-norma hukum, norma-norma kesusilaan, norma-norma agama dan lain sebagainya. Sudah mengetahui suatu kebenaran, tetapi ketika ada peluang yang menguntungkan diri sendiri, lantas mengabaikan kebenaran itu dan mengambil peluang yang dapat menguntungkan dirinya. Jabatan, harta dan ketenaran adalah motivasi utama dari seorang opportunis. Orang opportunis sering diuntungkan dan orang yang berdiri teguh di dalam kebenaran sering tersingkir dari kehidupan.


Kalau melihat peristiwa yang dialami oleh Hawa, dia jatuh ke dalam dosa karena dia melihat adanya suatu peluang untuk mendapatkan sebuah kekuasaan yaitu untuk menyamai Tuhan (Kejadian 3:6). Kita dapat mengartikan di sini bahwa sebenarnya Hawa juga adalah seorang opportunis yang mengabaikan suatu kebenaran untuk kepentingan pribadinya. Dia sudah tahu bahwa buah pohon pengetahuan itu tidak dapat disentuh apalagi di makan, tapi dia melihat suatu peluang bahwa apabila dia memakannya maka dia akan dapat menyamai Tuhan karena dapat mengetahui segala sesuatu seperti yang diketahui oleh Tuhan, sehingga dia menjamah dan memakan buah terlarang itu.


Orang-orang opportunis yang dijelaskan disini termasuk salah satu golongan orang fasik yang ada di Alkitab. Dia akan selalu mencari-cari celah untuk dapat memperoleh kesempatan di dalam memperoleh jabatan, kekayaan dan ketenaran. Tidak peduli apa kata orang, tidak peduli norma umum, tidak peduli perintah Tuhan, tidak peduli kondisi sekeliling dan lain sebagainya, yang penting dirinya sendiri dapat untung dan diuntungkan. Berusaha mendapat jabatan dengan berbagai cara bahkan dengan cara-cara yang tidak benar, berusaha mendapatkan kekayaan dengan upaya sendiri dan dengan segala tipu muslihat, berusaha mendapatkan ketenaran dengan memanfaatkan kejatuhan orang lain dan lain sebagainya. Sering memanfaatkan situasi yang tidak menguntungkan demi kepentingan pribadi. Mencuri ide orang lain agar dihargai pimpinan. Menjelek-jelekkan bahkan memfitnah teman sendiri untuk mendapatkan perhatian pimpinan. Ada begitu banyak situasi yang sering dimanfaatkan orang-orang opportunis untuk mendapatkan harta, jabatan dan ketenaran. Kita tidak perrlu iri hati kepada orang-orang demikian karena mereka berhasil dalam memperoleh apa yang mereka harapkan. Pemazmur Asaf pernah mengalami hal yang sama dimana dia melihat begitu mujurnya orang-orang demikian (Mazmur 73:3), namun dia segera menyadari bahwa orang-orang demikian akan menerima kebinasaan (Mazmur 73:18). Oleh sebab itu, ketahuilah bahwa orang-orang demikian tidak akan bertahan lama.(Mazmur 37:20). Orang-orang demikian tidak memiliki damai sejahtera.(Yes 48:22). Dan ketahuilah juga, bahwa orang-orang yang tetap teguh di dalam kebenaran, yang tetap berjalan di jalannya Tuhan, dan yang kesenangannya adalah firman serta merenungkanNya siang dan malam, ia akan seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Segala hal yang dilakukan orang benar akan dibuat Tuhan berhasil. Terpujilah nama Tuhan. Amin.

Bernilaikah harta milik Anda ?

Kita semua memiliki benda. Kita melihatnya, menginginkannya, membelinya, memajangnya, mengasuransikannya, dan membandingkannya dengan benda milik orang lain. Entah mereka memiliki banyak atau sedikit barang, kita membicarakan tentang bahwa kita merasa iri atau memberikan penilaian terhadap koleksi benda-benda orang lain. Kita sendiri memiliki sedikit koleksi. Kita membayangkan jika tumpukan barang itu sedikit lebih besar, kita akan merasa sukses atau aman.

Anda mendapatkan rumah, kemudian anda harus membeli barang-barang untuk mengisinya. Anda terus membeli barang-barang dan anda membutuhkan rumah yang lebih besar. Kendati, rumah itu juga hanyalah tumpukan barang yang dibungkus. Beberapa orang bisa bertahan hidup tanpa memiliki satu pun barang-barang itu. Yesus contohnya (Matius 8:20).

Di Amerika saat ini ada lebih dari 30.000 fasilitas penyimpanan pribadi di kota yang menawarkan lebih dari satu miliar m² tempat kepada masyarakat untuk menyimpan darang-barang mereka. Padahal pada tahun 1960-an, tidak ada industri semacam ini. Saat ini kita menghabiskan 12 miliar dolar setahun hanya untuk membayar seseorang untuk menyimpan barang-barang ekstra kita! Industri ini lebih besar daripada industri musik.

Banyak sekali orang mempunyai hobi mengumpulkan barang-barang, baik itu barang kuno, klasik, antik atau pun modern. Buktinya tempat-tempat pameran, mall, toko selalu dibanjiri oleh para kolektor-kolektor barang, dari yang muda sampai orangtua. Dan ternyata fenomena ini tidak sepenuhnya didominasi oleh orang-orang kaya. Jutaan bahkan miliaran rupiah dikeluarkan demi mendapatkan benda kesukaannya. Saking banyaknya barang koleksi mereka, rumah tempat penyimpanan barang pun harus dibeli. Pada akhirnya, pemulung, lapak dan penadah barang selalu menjadi orang yang paling menikmati barang-barang tersebut.

Semua orang akan mati, dan sudah pasti meninggalkan barang-barang mereka. Ke mana benda-benda itu? Anak-anaknya memperdebatkan harta benda itu. Toh, mereka juga nanti pasti akan mati. Seperti burung bangkai, mereka berkata kepada diri mereka sendiri, “Sekarang, semua barang ini menjadi milikku.” Kemudian mereka juga meninggal dan beberapa pemakan bangkai baru datang memangsa harta benda mereka. Orang-orang datang dan pergi. Bangsa-bangsa berperang, keluarga berantakan karena harta benda. Suami istri lebih banyak berdebat tentang barang daripada tentang hal lain.

Kenapa? itu hanyalah sebuah benda yang pada akhirnya akan hancur lenyap. Bukankah semua kita akan masuk dalam peti mati yang sama? Berapakah sesungguhnya nilai dari harta benda itu?

HARTA BENDA BUKANLAH SESUATU YANG BERHARGA

Yesus berkata, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkan bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada di situ juga hatimu berada”(Mat. 6:19-21).

Berapakah biaya perawatan rumah anda? Mobil anda, taman bunga anda, hewan peliharaan anda, perkakas rumah anda dan barang elektonik anda? Tentu masih banyak lagi. Orang Kristen yang bijak dan cerdas mengetahui dengan jelas apa yang kekal dan tidak kekal - Mana yang penting dan tidak. Oleh sebab itu Yesus mengatakan bahwa adalah bijak untuk menyimpan harta di sorga yang kekal. Dunia adalah tempat tinggal sementara. Kehidupan yang sesungguhnya bukan di dunia, melainkan di sorga.

HARTA BENDA TIDAK DAPAT MENJADI MILIK SAYA

Bagi orang dewasa, ironis bila seorang anak berusia dua tahun berkata, “Ini milikku.” Orang dewasa tahu bahwa anak usia dua tahun tidak mengusahakan satupun dari barang-barang mereka. Semua itu disediakan bagi mereka. Semua itu adalah pemberian dari seseorang yang jauh lebih besar dan bijaksana daripada mereka. Namun demikian, anak usia dua tahun sangat lengket dengan barang-barang mereka. Jika ada seseorang mencoba mengambil sesuatu, benda itu tiba-tiba menjadi benda favorit mereka. Anak usia dua tahun bisa sangat menipu, benarkan? Bukankah kita juga bersikap demikian terhadap Tuhan?

Renungkan beberapa pernyataan Alkitab berikut, “Bumi adalah milik Tuhan, dan segala sesuatu di dalamnya, seluruh dunia dan yang diam di dalamnya” (Maz.89:12). Ingatlah Tuhan, Allahmu, karena dialah yang memberikan engkau kemampuan untuk menghasilkan kekayaan.” “Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman Tuhan semesta alam” (Hagai 2:9).

Tahukah anda pertanyaan yang paling sering diajukan mengenai persembahan dan persepuluhan? “Apakah saya harus memberikan persepuluhan berdasarkan penghasilan bersih atau kotor?” Maksud pertanyaan: “Seberapa sedikit yang bisa saya berikan, yang tidak membuat Allah marah pada saya?” Pertanyaan yang tersembunyi sebenarnya adalah, “Seberapa banyak hartaku yang dapat aku simpan dan tidak terjadi masalah?” Ini seperti mendekati ibu anda pada ultahnya dan berkata, “Bu, berapa jumlah uang paling sedikit yang boleh aku belanjakan untuk membeli kado buat Ibu tanpa merusak hubungan kita?” Mengertikah anda?

Raja Daud pernah berkata kepada Tuhan, “Tetapi siapakah aku dan siapakah bangsaku sehingga kami bisa memberikan sebanyak ini?” Ia tidak bertanya, “Berapa jumlah minimal yang harus aku berikan, namun tidak membuat Allah tertipu?” Ia berkata, “Siapakah aku sehingga aku bisa member sedemikian rupa? Aku ingin menggunakan harta bendaku untuk membangun kerajaan-Mu, bukan kerajaanku.”

HARTA BENDA TIDAK KEKAL

Pernakah anda melihat tempat pembuangan atau penampungan barang bekas dan rongsokan? Orang Amerika menyebutnya, “Landfill”. Tempat pembuangan akhir. Di Jakarta, tempat seperti itu cukup banyak. Setelah barang-barang itu di obral di Cikunir, Poncol, Menteng (jl. Surabaya), Pasar rumput, di Cidenga, dan ditempat-tempat lain, pada akhirnya benda-benda itu dibuang di “Landfill”. Semua ada di situ. TV layar datar, Kulkas, HP, AC, Sofa, Lemari, dll. Dan apa yang saya lihat, tidak ada orang yang waras yang mau tinggal dengan barang-barang rongsokan itu. Setelah di daur ulang, para pemakan bangkai baru membawanya ke rumah.

Saya tidak berkata bahwa harta benda itu buruk. Melainkan semua itu tidak kekal. Harta benda adalah infestasi yang sama sekali tidak bijak. Semua itu akan musnah. Satu-satunya yang mengikuti kita di liang lahat adalah peti mati.

HARTA BENDA TIDAK DAPAT MEMERDEKAKAN ANDA

Paulus berkata, “Tetapi, mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan (1Tim.6:9). Tidak memiliki barang-barang bisa membawa Anda pada jebakan. Ironisnya, mendapatkan lebih banyak barang juga tidak membawa Anda pada kebebasan yang lebih. Mendapatkannya bisa jadi adalah jebakan itu sendiri. Randy Alcorn, penulis Kristen terkenal mencatat beberapa komentar orang-orang terkaya pada zamannya:

· Akulah orang paling menyedihkan di dunia (J.J Astor)

· Saya telah menghasilkan jutaan, tetapi itu tidak membawaku pada kebahagiaan(John D. Rockefeller).

· Para jutawan jarang tersenyum (Andrew Carnegie).

· Saya lebih bahagia ketika menjadi montir dulu( Henry Ford).

HARTA BENDA TIDAK DAPAT MEMBUAT SAYA BAHAGIA

Kita adalah makhluk yang berkeinginan. Kita lebih mudah menghentikan napas daripada menghentikan keinginan. Namun kita bisa memutuskan pandangan dan pesan apa yang akan dikeluarkan pikiran kita, dan pada gilirannya, hal ini akan membentuk keinginan-keinginan Anda. Menjelang pertengahan tahun 1970-an, orang-orang Amerika lebih banyak menghabiskan waktu di pusat-pusat perbelanjaan daripada tempat-tempat lain, selain rumah dan tempat kerja.

Pernahkan Anda mendapatkan catalog pemesanan yang diantarkan ke rumah Anda? Coba tebak berapa jumlah catalog yang telah disebarkan di Amerika ini setiap tahunnya. Jawabannya adalah: Empat puluh miliar (benar-miliar!).

Dan setiap catalog tersebut dibuat dengan tujuan yang sama: membuat Anda semakin menginginkan-ketagihan. Mereka berada dalam bisnis “menciptakan keinginan”. Hal-hal yang biasa kita taruh dalam kategori “ingin” akan terus bergeser ke dalam kategori”kebutuhan”, dan kita merasa tidak dapat hidup tanpanya. Kita menderita karena “catalog akibat kegelisahan”. Ini masalahnya: Rasa cukup tidak Anda dapatkan dari apa yang tidak Anda butuhkan. Anda bisa mendapatkan lebih.

HARTA BENDA TIDAK DAPAT MEMBUAT SAYA MERASA AMAN

Ini mungkin merupakan pengajaran Yesus dan para pengikut-Nya yang paling berbeda dari hikmat konvensional (pada umumnya). Paulus berkata, “kita tidak membawa apa-apa ke dalam dunia, dan kita tidak dapat membawa sesuatu keluar darinya” (1Tim.6:7). Ayub berkata, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamya” (Ayub 1:21)

Kita datang ke dunia telanjang dan tidak memiliki apa-apa; Kita akan meninggalkannya dengan keadaan yang sama. Di antara kedatangan dan kepergian kita dari dunia, kita memperoleh beberapa barang yang bisa kita kenakan pada tubuh dan beberapa yang lain yang dapat kita simpan, namun tak satu pun dari barang-barang itu yang benar-benar milik kita. Kita meminjamnya untuk sementara kemudian suatu saat kita akan mengembalikan semuanya.

Keinginan kita untuk memperoleh keamanan secara financial tidak mendorong kita untuk memberi. Setiap rupiah yang anda berikan tidak lagi tersedia untuk perlindungan anda. Namun rasa kemerdekaan kita selalu meningkat ketika kita memberi karena memberi adalah sebuah pernyataan bahwa rasa aman saya berada di suatu tempat selain bank. Memberi adalah sebuah tindakan keyakinan di dalam Tuhan.

HARTA BENDA DAPAT MEMBANTU SAYA MENJADI KAYA DIHADAAN ALLAH

Apa yang dikatakan Yesus sangat benar. “Lebih baik memberi daripada menerima” (Kisah 20:35). Memberi adalah yang terbaik. Ketika kita memberi secara kebetulan, kita juga mendapatkan sukacita yang kebetulan. Ketika kita memberi dengan penuh perjuangan, pikiran, dan dengan cara yang kreatif, kita mendapatkan sukacita yang sangat besar. Dalam perjanjian Lama, suatu ketika Daud ditawari segala sesuatu yang ia butuhkan untuk memberikan persembahan kepada Allah. Ia menolaknya dengan berkata, “Akankah aku mempersembahkan kepada Allah sesuatu dengan tidak membayar harganya?” Daud mengetahui bagaimana cara kepuasan menghampiri hati manusia.

KEKAYAAN LUAR Versus KEKAYAAN BATIN

Teolog dari Yale University, Miroslav Volf mengatakan bahwa ada dua jenis kekayaan di dalam kehidupan: “Kekayaaan luar” dan “kekayaan batin”. Kekayaan luar adalah sebuah keadaan luar. Kekayaan batin adalah pengalaman di dalam jiwa. Kita biasanya berfokus pada kekayaan luar. Kita mengira bahwa kebahahagian sejati ada di sana. Bahasa kita mencerminkan hal ini ketika kata “memiliki” terus muncul dalam pikiran kita:

§ Seandainya aku bisa memiliki rumah idamanku…..

§ Seandainya aku punya uang yang banyak……

§ Seandainya aku memiliki gaji yang lebih tinggi……….

§ Ketika aku memiliki mobil yang lebih……

Kita mencari kekayaan luar, namun sesungguhnya apa yang kita inginkan adalah kekayaan batin. Kita ingin menjadi orang yang mengucap syukur, bersukacita, terpenuhi kebutuhannya, terbebas dari kekhawatiran, dan murah hati. Kita berusaha keras mendapatkan kekayaan luar karena kita menyangka bahwa itu akan memberikan kekayaan batin, namun ternyata tidak.

Dalam kekayaan luar, kita menjadi kaya oleh waktu yang lama, investasi yang jitu, dan banyak keberuntungan. Tetapi ada kemungkinan bahwa memiliki gudang uang, setumpuk talenta, dan tampang seperti bintang film, namun tetap miskin. Lubang keinginan kita yang tak berdasar tidak akan pernah terpuaskan. Sabanyak apapun yang kita miliki, kita tetap menjadi apa yang disebut Volf sebagai “orang yang tidak pernah cukup”. Bagi orang seperti ini, tidak ada kepuasan jiwa yang kekal. Sebuah menyatakan, “kemarin aku tidak tahu kalau itu ada, hari ini tidak dapat hidup tanpanya”. Itu adalah penyakit dari jiwa yang tidak pernah puas.

Sebaiknya, kita memiliki sedikit sesuatu, tetapi kaya. Sebuah jiwa yang akan mengalami hidup secara berbeda. Jiwa itu mengalami sebuah rasa berterima kasih untuk apa yang telah diterimanya, daripada kekesalan terhadap apa yang tidak ia dapatkan. Jiwa ini menghadapi kehidupan dengan harapan, bukan kekhawatiran. Rasul Paulus menemukan bahwa saat ia hidup sebagi sahabat dan teman Yesus yang “oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya” (2 Kor. 8:9). Paulus sendiri mengalami kekayaan batin. Ia menjadi orang yang “lebih dari cukup”. Ia menemukan bahwa baik ia hidup dalam kelimpahan maupun hidup dalam penjara, ia memiliki lebih dari cukup karena ia telah dibebaskan dari treadmill ”memiliki”.

Kekayaan batin selalu tersedia. Orang yang telah bertobat & percaya kepada Yesus telah memperolehnya. Tinggal bagaimana ia mengekspresikannya. Bersama Tuhan ia bisa menjadi orang yang berbelas kasihan, murah hati, berterima kasih dan bersukcita. Harta benda tidak dapat menolong anda dalam hal ini. Iman yang sungguh pada Kristus membuahkan hidup yang berkelimpahan (Yoh.10:10). Maksud Yesus tentang “kaya di hadapan Allah” selalu mencakup kekayaan batin - Kaya rohani. Di dunia kita kaya, di sorga pun demikian.

Ingat! Harta kita yang sesungguhnya adalah sorga yang abadi. Suatu tempat yang indah, penuh kedamaian yang disediakan untuk mereka yang telah mati bersama dengan Yesus Kristus. Di sana, kita akan tinggal bersama Tuhan. Bersekutu selalu bersama-Nya. Di sorga kata Alkitab, Tuhan telah menyediakan segalah berkat rohani dan mahkota-mahkota tak terhingga dan abadi bagi kita yang telah diselamatkan (Efesus 1:3).

Ada Lima upah atau “Mahkota” khusus yang akan diterima oleh orang-orang percaya yang setia di Sorga sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan di dunia ini.

% Mahkota Abadi (1 Korintus 9 :24-27): Upah bagi mereka yang secara konsisten mempraktikkan disiplin diri dan penguasaan diri.

% Mahkota Kebenaran (2 Timotius 4:8): Upah bagi mereka yang menanti-nantikan kedatangan Tuhan dan hidup dalam kebenaran.

% Mahkota Kehidupan (Yakobus 1:12; wahyu 2:10): Upah bagi mereka yang setia dan tekun menanggung pencobaan-pencobaan dan ujian-ujian kehidupan.

% Mahkota Kemegahan (1 Tesalonika 2:19): Upah bagi mereka yang setia memberitakan injil atau memenangkan orang-orang bagi Krtistus.

% Mahkota Kemuliaan (1 Petrus 5:1-4): Upah bagi para gembala atau pemimpin gereja yang dengan penuh kasih dan rahmat mengembalakan dan menjaga umat Tuhan berdasarkan kebenaran.

Tubuh dan Ladang

Tubuh kita ini diibaratkan sebagai ladang. Maka ladang itu akan menjadi apa yang kita inginkan. Jika kita merawatnya dengan baik dan menanam tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi masyarakat, maka banyak orang yang akan datang ke ladang itu, entah untuk berteduh, re-freshing (menenangkan pikiran), meminta sesuatu. Betapa mulianya ladang itu, karena orang yang membutuhkan sesuatu akan selalu teringat ladang yang nyaman, indah, teduh dan menyenangkan tersebut. Oleh karena itu setiap orang akan memuliakannya.

Ketika ladang yang kita miliki tersebut tidak dirawat, akan ditumbuhi semak belukar yang tak berguna, ditumbuhi pepohonan yang berduri, dihuni oleh bermacam satwa liar dan ganas, maka orang cenderung akan menjauhinya, bahkan akan dipakai tempat membuang sampah oleh masyarakat. Ladang seperti itukah yang kita inginkan?

Jangan bimbang terhadap janji Tuhan

Roma 4:20-21 Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.


Dalam kehidupan di dunia ini ada begitu banyak orang suka berjanji, atasan yang berjanji kepada bawahan akan menaikkan jabatannya apabila sudah berhasil mencapai target yang telah ditetapkan, berjanji kepada keluarga akan makan malam apabila sudah pulang ke rumah, berjanji kepada rakyat akan memberikan yang terbaik apabila telah terpilih menjadi wakil rakyat, berjanji pada pacar apabila ini dan itu, dan lain sebagainya. Orang begitu mudah untuk menyatakan janji, namun sangat jarang seseorang menepati janjinya, apalagi yang menyangkut kepentingan orang banyak. Janji palsu dan janji-janji lainnya sering dilontarkan dalam rangka memperoleh hasil akhir yaitu untuk mencapai hasrat di dalam hati. Itulah janji manusia yang tidak dapat dipenuhi karena hanya untuk memenuhi tujuan pribadi.


Bagaimana dengan janji Tuhan? Tuhan pernah berjanji kepada Abraham akan menjadikannya sebagai bangsa yang besar dan memiliki banyak keturunan. Tuhan juga berjanji akan memberkati Abraham dan keturunannya. Ketika Tuhan berjanji kepada Abraham, kelihatannya Tuhan mengingkari dan tidak memenuhinya karena begitu lama Abraham menanti janji itu sehingga mengalami putus asa. Beberapa kali Abraham mengeluh kepada Tuhan akan janjiNya. Namun, seperti diketahui bersama bahwa walaupun Sarah sudah mati pucuk dan secara manusia tidak lagi birahi kepada suami, tapi Tuhan dapat memberikan keturunan kepada Abraham. Ternyata janji Tuhan tidak pernah tidak ditepati, selalu ditepati tepat pada waktunya. Abraham dan istrinya saja yang tidak sabar menanti janji Tuhan sehingga melakukan kesalahan yaitu Sara memberikan hambanya menjadi istri Abraham, karena pikirnya janji Tuhan tidak mungkin lagi digenapi terhadap dirinya.


Janji Tuhan ya dan amin dan merupakan janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.(Mazmur 12:16). Dia tidak pernah lalai menepati janjiNya. Seperti fajar yang selalu tidak pernah terlambat bersinar pada pagi hari, demikianlah janji Tuhan kepada umatNya. Ada begitu banyak umat Tuhan menganggap bahwa janji-janji yang ada adalah hanya bagi bangsa Israel semata, padahal janji itu adalah juga ditujukan bagi umat yang percaya kepadaNya. Setiap janji yang Dia berikan kepada Abraham adalah juga ditujukan kepada kita umat yang beriman kepada Yesus Kristus (Galatia 3:14). Janji itu berupa berkat dan kehidupan kekal yang ditujukan bagi barang siapa yang percaya kepadaNya. Namun perkaranya, umat Tuhan sering tidak memahami dan tidak mengerti terhadap kehendak Tuhan terutama terhadap janjiNya. Ketika menantikan pemulihan keuangan keluarga, ada begitu banyak umat Tuhan tidak sabar terhadap janji Tuhan yang akan memberkati setiap pekerjaan yang dilakukan sehingga selalu mengeluh kepada Tuhan. Ketika menantikan adanya seorang anak untuk sebuah garis keturunan keluarga, kita tidak sabar dan menganggap bahwa Tuhan tidak memperhatikan umatNya, sehingga melakukan upaya-upaya yang tidak berkenan kepadaNya. Ketika menantikan janji Tuhan untuk sebuah karir dan pekerjaan yang baik, kita tidak sabar akan keadaan yang begitu-begitu saja sehingga berupaya dengan kekuatan sendiri, dan lain sebagainya. Ketidaksabaran dalam menanti suatu janji Tuhan kepada kehidupan kita, seringkali membuahkan suatu akibat yang tidak pernah kita pikirkan dan perhitungkan dari semula. Ketidaksabaran Sarah dalam menanti janji Tuhan berakibat adanya perselisihan antara keturunan Ishak dan Ismael yang masih terjadi sampai sekarang. Ada begitu banyak contoh mengenai tokoh-tokoh di Alkitab yang tidak sabar dalam menanti janji Tuhan sehingga harus menuai akibatnya. Oleh karena itu, hal yang harus diingat adalah bahwa Tuhan tidak pernah lalai menepati janjiNya, sehingga kita tidak perlu bimbang dan ragu pada janjiNya. Ketika kita merasa bimbang dan ragu terhadap janjiNya, mintalah pertolongan Roh Kudus untuk meneguhkan kita. Percayalah bahwa JanjiNya akan selalu ditepati, cepat atau lambat seturut dan sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan dalam kehidupan kita demi kemuliaan namaNya. Terpujilah nama Tuhan. Amin

Kuatir

Luk 12:22 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.

Kuatir adalah merupakan sifat manusia sejak semula. Betapapun besarnya iman seseorang, rasa kuatir selalu muncul dan menerpa. Besar kecil rasa kuatir selalu berdampak kepada kehidupan kita. kuatir akan hari esok, kuatir akan masa depan, kuatir akan keuangan, kuatir akan kesehatan, kuatir akan kegagalan, dan lain sebagainya. Rasa kuatir selalu bisa menerpa seseorang dari semua golongan usia baik anak kecil, remaja, pemuda, orang dewasa. Rasa kuatir juga bisa menerpa dari semua golongan pekerjaan apakah seorang bankir, seorang guru, polisi, dokter, pengusaha, bahkan pendeta sekalipun. Rasa kuatir tidak memandang usia, pekerjaan dan lain sebagainya. Orang miskin yang tidak memiliki apa-apa, merasa kuatir akan kehidupan hari esok, pengusaha yang memiliki harta yang melimpah juga merasa kuatir masa depan usahanya, masa depan keluarganya dan juga keuangannya. Cukup banyak orang tidak dapat mengendalikan rasa kuatirnya. Mengapa? Karena memang dia tidak dapat seorang diri mengendalikannya.

Mengapa kita merasa kuatir? Karena kita tidak tahu secara pasti mengenai apa yang akan terjadi di hadapan kita. Kita tidak dapat melihat masa depan, semua gelap sehingga seperti orang yang berjalan di dalam kegelapan, kita berjalan tertatih-tatih dan takut akan terbentur sesuatu atau malah terperosok ke dalam sebuah lobang. Ketika memulai suatu pekerjaan atau usaha, kita merasa kuatir karena kita tidak tahu bagaimana kondisi usaha yang akan terjadi kelak, apakah sukses atau jangan-jangan tidak laku atau malah merugi. Ketika mencari pekerjaan, kita merasa kuatir apabila pekerjaan tidak dapat diperoleh. Kita juga tidak bagaimana kehidupan masa depan kita kelak. Semuanya gelap dan kita tidak punya pegangan yang dapat menuntun kita ke arah yang dituju.

Yesus datang ke dunia ini sebagai terang yang telah menerangi hati setiap orang. Gelap yang ada di dalam diri kita diterangiNya sehingga kita dapat melihat setiap langkah dan arah tujuan hidup kita. (Yohanes 1:5). Ketika Dia menerangi hidup kita, Dia berkata agar jangan kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Matius 6:34). Namun yang terjadi, kita tetap kuatir akan hal hari besok. Di lain kesempatan Dia juga berkata kepada kita agar mau menjadi saksiNya dan tidak perlu takut dan kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kita katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepada kita pada saat itu juga. (Matius 10:19). Namun yang terjadi adalah sebaliknya, karena kita masih takut untuk menyampaikan pesan-pesan kabar kesukaan itu bagi banyak orang. Kita kuatir apabila orang menjadi lawan dan tidak suka kepada kita akibat hal tersebut. Ada begitu banyak orang merasa kuatir, merasa bimbang dan ragu kepada kehidupannya kelak. Ada begitu banyak umat Tuhan diliputi rasa kuatir. Kenapa? Ini dikarenakan Terang yang menerangi kehidupan kita tidak secara terus menerus menerangi hati dan pikiran kita. Terang itu hanya sesekali menerangi. Kadang terang, kadang redup dan terkadang gelap. Padahal kita berkata bahwa firman Tuhan adalah pelita dan terang bagi jalan kita (Mazmur 119:105). Namun firman yang merupakan pelita itu tidak pernah kita baca, kita dengar dan kita rasakan sehingga pelita itu tidak pernah bercahaya dan menyinari hati kita. Itu sebabnya, kita dianjurkan agar firman itu terus kita baca, direnungkan siang dan malam sehingga membuat hati kita tetap bercahaya. Ketika hati kita terang dan bercahaya, disanalah kita semakin tahu masa depan kita, kita tahu kehidupan hari depan yaitu hari depan yang penuh dengan harapan karena kita hidup bersama dengan Yesus yang adalah Terang itu. Kita tidak perlu merasa kuatir lagi karena Tuhan sendiri telah menerangi dan menguatkan kita. kita tidak merasa takut lagi, karena Dia menerangi dan meneguhkan kita. Firman Tuhan lah yang membuat kita tidak merasa kuatir lagi. Pertanyaannya sekarang adalah apakah saudara masih kuatir? Datanglah pada Yesus dan serahkan semua permasalahan dan rasa kuatir kepadaNya. Terpujilah nama Tuhan. Haleluyah. Amin.

Resep Keluarga Bahagia

Bahan baku :

  • 1 butir Ketulusan
  • 3 gram Pengertian
  • 1 siung Cinta Kasih
  • 1/2 gram Keperdulian
  • 400 gram Kesabaran dipotong halus
  • 2 sendok Rasa Humor
  • 7 lembar Perhatian

Cara Masak

Campurkan semua bahan baku diatas, ulek dengan Penuh Perasaan, larutkan sampai Kedalam Hati yang Terdalam, jangan masak dengan api Kemarahan, masaklah dengan kehangatan Kasih Sayang. Jika sudah matang hidangkan dengan Senyum Manis... beri sedikit racikan Mesra sebagai garnis. Dijamin benar-benar bahagia .... keluarga kita.

Surat rindu dari seorang Sahabat

Sahabat…….

Aku merasa perlu mengirim surat ini kepadamu, karena Aku begitu merindukanmu. Aku menanti saat-saat indah saat kita bisa ngobrol bareng, saat kamu curhat tentang masalahmu padaKu, saat kamu puji dan sembah Aku, saat kamu menangis di pundakKu, dan saat senyum dan tawa terlukis di wajahmu.

Aku menantikan saat engkau bangun pagi dan menyapaKu. Tetapi sepertinya hari ini akan sama dengan hari-hari kemarin, kamu terlambat bangun sehingga cepat-cepat pergi ke kampus tanpa menyapa diriKu. Aku melihatmu bersama teman-temanMu, dan sepanjang hari ini aku menunggumu untuk berbicara denganKu. Tapi sepertinya kamu terlalu sibuk dengan segala hal sehingga pulang larut dan segera tidur.

Aku melihat kamu tertidur malam ini, dan Aku ingin menyentuh keningmu. Maka Aku berikan terang bulan menyinari bantalmu dan wajahmu. Aku menunggu lagi. Aku ingin kamu cepat bangun agar Aku dapat berbicara kepadamu. Aku mempunyai banyak pemberian untukmu. Tetapi kamu terlambat bangun keesokan harinya, dan cepat-cepat pergi ke kampus lagi. Air mataKu berada di hujan. Aku merindukanmu.

Hari ini kamu tidak terlalu banyak kegiatan, aku tetap menantiMu menyapa diriku, namun ternyata yang terjadi adalah di tengah waktu luangmu, di tengah kesendirianmu justru kamu sedang menikmati hal-hal yang membuatku sedih. Engkau membiarkan dirimu menikmati kecanduan-kecanduan yang membuat engkau jauh dariKu.

Sahabatku, apakah engkau merindukanKu sama seperti Aku merindukanmu?

Sahabat,

Di tengah tawa dan senyummu itu aku tau bahwa ada luka yang cukup dalam di hatimu. Engkau disakiti, engkau dikecewakan, engkau dibohongi, dijauhi bahkan dibenci. aku tau rasanya disakiti, tau rasanya dikecewakan, tau rasanya ditolak, tau rasanya dihina dan tau rasanya dibenci. Aku tau sakitnya hati saat orang yang kamu kasihi tidak mengasihi kamu, orang yang kamu percaya tidak mempercayai kamu, saat orang yang kau beri perhatian menolak perhatian itu, dan orang yang kamu sayangi justru menyakitimu. Percayalah Aku tau rasanya semuanya itu.

Seandainya saja kamu tau betapa besarnya rinduku, betapa inginnya aku bersama denganmu. Aku rindu saat-saat itu. Aku memiliki sejuta bahkan lebih jawaban untuk semua masalahmu, sejuta sukacita untuk setiap kesedihanmu dan sejuta senyuman sebagai ganti air matamu. Maukah engkau kembali kepadaku, memulai sesuatu yang baru?

Sahabatku Aku menunggumu, menunggumu untuk kembali, karena aku percaya engkau akan kembali.

Dari sahabatmu

Yesus Kristus

TAKUT

Yesaya 41:10 janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

Perasaan takut sering dihadapi oleh manusia, karena kodrat di dalam diri manusia memang ada rasa takut. Ketika manusia pertama masih di Taman Firdaus dan belum jatuh ke dalam dosa, tidak ada ketakutan dalam diri mereka. Namun ketika mereka berbuat dosa, Adam dan Hawa menjadi takut, takut karena telah melakukan pelanggaran dan takut terhadap murka Tuhan. (Kejadian 3:10). Dosa telah membuat manusia memiliki rasa takut yang membuat mereka melarikan diri dan menjauh dari Tuhan. Setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka manusia dan keturunannya diliputi rasa takut.

Rasa takut memang selalu menghantui umat manusia. Ada orang merasa takut akan masa depannya yang suram, merasa takut melihat masalah, merasa takut melihat kegelapan dan lain sebagainya. Ada orang takut kepada hantu atau setan. Ketika berjalan seorang diri melewati kuburan, ada rasa takut menyelimuti perasaannya karena beranggapan bahwa di sekitar kuburan ada hantu yang bergentayangan mencari mangsa. Ketika menghadapi masalah, ada rasa takut karena menganggap bahwa masalah tersebut begitu besar dan menakutkan. Ketika berada di ketinggian, ada rasa takut akan jatuh. Ketika bepergian seorang diri, ada rasa takut akan adanya perampok atau maling bereaksi. Adanya teror bom di mana-mana membuat takut masyarakat tak terkecuali umat Tuhan. Ketika mendengar adanya hujan darah di India dan hujan katak di Jepang, membuat masyarakat dunia menjadi takut. Adanya berita tentang bayi matahari juga membuat takut sebagian besar masyarakat. Perasaan takut juga dapat dialami karena terus menerus tertindas seperti yang dialami Gideon. Gideon dan kaumnya secara terus menerus ditindas oleh bangsa Midian sehingga mereka harus bersembunyi di gua-gua. Ada orang yang apabila berada di depan orang banyak kelihatan tidak ada rasa takut. Namun ketika sedang seorang diri, di dalam dirinya selalu diliputi rasa takut. Ada rasa ketakutan yang begitu mencekam merasuk dirinya yang tidak pernah diketahui oleh orang lain. Ada begitu banyak hal yang membuat orang menjadi takut. Lantas bagaimana? Apakah dengan adanya rasa takut kita tidak berbuat sesuatu?

Ketika kita merasa takut, kita kadang menyangkali keadaan kita yang sebenarnya dengan berbohong kepada Tuhan dan kepada orang lain. Ketika sarah merasa takut karena Tuhan tahu bahwa dia menertawakan perkataan Tuhan, dia menyangkal apa yang telah diperbuatnya dengan mengatakan bahwa dia tidak tertawa (Kejadian 18:15). Karena takut Abaraham dibunuh dan istrinya diambil orang, Abraham berbohong kepada raja yang memerintah di negeri asing dengan mengatakan bahwa Sara adalah saudaranya (Kejadian 20:2). Demikian juga dengan Ishak yang dikarenakan takut istrinya diambil orang, dia berbohong dan mengatakan bahwa istrinya adalah adiknya. (Kejadian 26:7). Karena takut dimarahi orang tua, seorang anak berbohong kepada orang tuanya. Karena takut istri cemburu atau marah, suami berbohong telah makan bersama dengan rekan kerja wanita. Karena takut mendengar berita yang menghebohkan seperti hujan darah, hujan katak dan bayi matahari, kita mengatakan bahwa itu hanya berita bohong dari media massa yang ingin mencari sensasi. Ketakutan membuahkan kebohongan yang diikuti dengan kebohongan yang lain sehingga terus mengalir seperti air, dari satu kebohongan ke bohongan yang lain. Ketakutan memang harus dikalahkan. Tapi mengapa begitu banyak orang tidak dapat mengalahkan rasa takut? Karena dia tidak percaya kepada kekuatan yang ada di luar dirinya yaitu Tuhan yang sanggup untuk menjaga dirinya dan karena tidak menyertakan Tuhan dalam segala sesuatu tindakannya. Kita dapat melihat bagaimana seorang Yosafat mengalahkan rasa takutnya ketika dia begitu ketakutan menghadapi musuh yang begitu banyak datang menyerang mereka. Apa tindakannya? Ketika Yosafat menjadi takut, ia mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. (2Tawarikh 20:3). Inilah tindakan Yosafat dalam mengalahkan rasa takut, dia datang kepada Tuhan dan meminta tolong kepadaNya. Hasilnya, Tuhan memberikan kemenangan demi kemenangan kepada dirinya. Demikian juga kepada Gideon, Daniel dan ketiga temannya Sadrakh, Mesakh, Abednego, Daud dan pahlawan-pahlawan Israel lainnya dalam mengalahkan rasa takut adalah berserah kepada Tuhan dan percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu. Oleh karena itu, mari kita kalahkan rasa takut kita dengan datang kepadaNya dan minta kekuatan serta jalan keluar dari ketakutan kita. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Saat memberi saat menerima

Saat engkau meneguhkan hati sahabatmu yang berada dalam ketakutan, sebenarnya engkau pun sedang menerima ketakutannya. Saat ketakutannya engkau terima, saat itulah juga, engkau mengganti ketakutannya dengan keberanianmu.

Saat isterimu mengandung anakmu, isterimu memberi makan janin itu lewat tali pusar dalam rahimnya; selama dalam kandungannya itulah, sebagai suami isteri, kalian sebenarnya menerima seorang manusia yang sudah pasrah total untuk diperlakukan apapun juga: mau serius dicintai, dirawat ataupun tidak! Itulah caranya seorang bayi dalam kandungan ibunya mencintai ibu dan ayahnya, bukan dengan memberi tapi menerima apapun perlakuan orang tuanya.

Saat engkau memberikan uang belanja kepada isterimu, saat itu jugalah engkau sebenarnya menerima kerendahan hati isterimu untuk diberi nafkah hidup.

Saat engkau merawat suami, isteri dan anak-anakmu yang sedang sakit, saat itulah juga engkau belajar menerima keterbatasan kesehatan mereka, sehingga engkaupun belajar kerepotan agar hidup tetap berlangsung.

Saat engkau marah kepada anak-anakmu, saat itu juga engkau menerima telinga anak-anakmu untuk mendengarkan kata-katamu dengan penuh kesabaran, walaupun menyakitkan sekalipun.

Saat engkau marah kepada pasangan hidupmu, dan karena itu dia diam, saat itu jugalah engkau menerima kesediaannya menerima kata-kata kasar, mungkin pedas, dan menyakitkan, sampai pasanganmu tidak sanggup untuk membalasnya.

Saat engkau dendam kepada orang serumah, sampai engkau tidak mau berbicara dengan mereka; saat-saat itulah engkau sebenarnya menerima kegelisahan mereka karena merasa tidak lagi dipercaya!

Saat engkau mengampuni pasangan hidupmu dan anak-anakmu setelah konflik akibat berbagai macam masalah, saat itu jugalah engkau menerima kegembiraan mereka karena masih dipercaya walaupun telah berbuat salah!

Saat engkau percaya pada saudaramu, bahkan menaruh harapan bahwa saudaramu dapat berkembang meski dia itu rapuh; saat itulah sebenarnya engkau menerima kerapuhannya menjadi milikmu, dan engkau memberikan harapanmu sehingga berkobar dalam hatinya!

Saat engkau memberi harapan kepada saudaramu, saat itu jugalah engkau melepaskan kacamata hitammu yang lama dan engkau mengganti dengan "kacamata baru" dari saudaramu. Saat itu jugalah engkau mengawali usaha untuk mengampuninya.

Saat Tuhan mengampunimu, saat itu jugalah engkau menerima kehendak bebas dari-Nya agar engkau merasa sungguh dipercaya untuk menentukan keputusanmu demi kepentingan- Nya, yakni kepentingan untuk mengasihi sesama seperti Ia mengasihi.

Saat engkau diampuni oleh Tuhan, saat itu pulalah dengan tulus, Tuhan menerima akibat dosa kita, agar hati kita ditukar dengan hati-Nya. Karena itu semoga hati kita tidak hanya menjadi seperti Hati Kristus yang mahakudus, melainkan akan "menjadi hati-Nya"!

Saat Kristus menjadi "jantung hati"-mu, saat itu jugalah Kristus menempatkan dirimu pada "Jantung Hati-Nya"

Terberkati dengan artikel di atas? Ayo dong bagikan ke teman-teman yang lain biar jadi berkat.

The Player

Pada suatu hari, Wendi memohon kepada Tuhan.

“Tuhan.... Aku ingin bisa lebih bersabar terhadap sesamaku.”
Namun... Tuhan malah mengirimkan Wendy orang yang selalu membuat emosi tak terkendali.

Dia sering mengejek Wendy dan hampir tidak pernah memuji.

Dia sering melakukan hal-hal yang menyebalkan dan tidak Wendy sukai.

Dia sering berkata-kata yang sering melukai perasaan Wendy.

Saat Wendy memohon kepada Tuhan...

“Ya Tuhan... Aku ingin lebih kuat dalam melayani.”

Pada awalnya Wendy senang sekali, karena Tuhan mengirimkan Wendy seorang pelayan yang bisa Wendy ajak melayani bersama.

Dia adalah orang yang begitu bersemangat dalam mengajar.

Namun ternyata, dia adalah seorang pelayan yang angkuh.

Dia hampir tidak pernah berkata,”terima kasih” kepada Wendy.

Jika dia berbuat kesalahan, dia tidak pernah meminta maaf kepada Wendy.

Dia sering memandang rendah Wendy.

Dia sering curiga dan sulit sekali mempercayai ketulusan Wendy dalam melayani.

Dan dia sering secara tidak sadar berkata kasar dan dengan nada yang kasar.

Saat Wendy memohon kepada Tuhan....

“Ya Tuhan... Aku ingin hidup mandiri dan bisa berkarya agar aku bisa membahagiakan orang-orang yang aku sayangi.”

Tuhan memang telah memberikan Wendy pekerjaan yang baik.

Walaupun ini bukanlah pekerjaan yang sesuai dengan apa yang Wendy inginkan selama ini.

Walaupun apa yang Wendy minta kepada Tuhan kelihatannya tidak terkabulkan, namun kini Wendy baru mengerti.

Ternyata Tuhan memiliki rencana yang lebih indah dalam diri Wendy.

Dia yang lebih mengerti Wendy.

Dan Dia-lah yang paling tahu jalan yang terbaik untuk Wendy, bukan hasil dari pemikiran Wendy semata.

Tuhan mengirimkan orang yang menyebalkan dan “sulit” bukan karena Dia tidak mengabulkan permintaan Wendy.

Karena kini Wendy benar-benar merasakan, “gara-gara” kehadiran orang yang nyebelin dan “sulit” itu dalam hidup Wendy, Wendy kini menjadi terlatih untuk bisa mengendalikan emosinya.

Wendy kini benar-benar bisa merasakan perubahan yang ada di dalam dirinya sendiri.

Wendy yang dulu cepat marah saat diejek, kini saat diejekpun Wendy malah bisa ikut tertawa dan tidak terlalu menganggap serius bahkan kadang tidak terlalu mempedulikannya.

Tuhan mengirimkan Wendy pelayan yang menyebalkan itu juga bukan karena Dia tidak ingin mengabulkan permohonan Wendy.

Gara-gara pelayan angkuh itu, Wendy benar-benar menjadi lebih mengerti bagaimana Wendy harus melayani.

Wendy benar-benar tidak hanya terfokus pada ketekuanan dalam berdoa dan kerajinan dalam membaca firman.

Namun kini Wendy menjadi juga lebih berhati-hati dalam berkata dan bertindak.

Wendy kini terlatih untuk lebih sopan dan lebih rendah hati.

Agar segala sifat atau kebiasaan buruk yang ada di dalam diri Wendy tidak menjadi batu sandungan baginya dalam melayani.

Yang pasti Wendy tidak akan mengikuti kebiasaan atau sifat buruk yang ada di dalam diri pelayan itu, namun akan meneladani semangat dan hal-hal yang baik dalam dirinya, terutama saat melayani.

Dan walaupun pada awalnya ada beberapa masalah dan kesalahpahaman antara Wendy dan pelayan itu, namun berkat kesabaran Wendy, kini Wendy bisa lebih bersahabat dan lebih saling mengerti dengan pelayan itu.

Pelayan itu pun mengalami banyak perubahan, berkat segala masalah yang ada antara Wendy dengan pelayan itu, namun dapat terselesaikan dengan baik.

Satu lagi, ternyata pekerjaan yang didapatkan oleh Wendy sekarang adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan.

Pekerjaan itu adalah yang sesuai dengan talenta yang dia miliki, walaupun dulunya Wendy belum menyadarinya.

Setelah mengalami pergumulan dan masalah yang ada dalam hidupnya, kini Wendy pun telah menjadi seorang pribadi yang sabar, dan lebih kuat dalam melayani.

Kini Wendy tidak sendiri dalam melayani, tetapi Wendy bisa melayani bersama dengan teman pelayannya itu.

Dan Wendy kini Wendy benar-benar lebih kuat dalam melayani.

Begitu pula dalam hal pekerjaan.

Wendy telah menjadi dirinya sendiri dengan pekerjaan yang dia jalani saat ini, sehingga dia bisa melakukannya dengan penuh rasa syukur dan suka cita.

Tuhan benar-benar membentuk Wendy dan mengabulkan doa-doa Weny dengan jalan-Nya, bukan jalan Wendy.

Harga sebuah kehidupan

Pada suatu ketika,ada seorang anak yang masih kecil mendapati ibunya yang sedang sìbuk memasak didapur.kemudian iya menuliskan sesuatu di selembar kertas dan diberikannya pada ibunya.kemudian sang ibu menerima dan membacanya.

Ternyata dikertas itu tertulis:
Upah pergi kewarung : 2000
Upah menyapu halaman : 5000
Upah menjaga adik : 3000
Upah menyiram bunga : 4000
Upah buang sampah : 3000
Upah membersihkan tempat tidur : 3000
Jadi jumlahnya :20.000

kemudian ibu tersenyum setelah membacanya.
setelah itu ibu mengambil pena dan menulis dibelakang kertas itu:
Mengandungmu selama 9 bulan : GRATIS
Melupakan rasa sakit saat melahirkan mu : GRATIS
Aku terjaga malam karena tangismu : GRATIS
Air mata yang menetes karenamu : GRATIS
Kekhawatiran saat memikirkanmu : GRATIS
Menyediakan makan dan minummu serta keperluanmu : GRATIS
jumlah keseluruan nilai kasihku padamu : GRATIS

Air mata anak itu berlinang setelah membca selembar kertas itu.kemudian anak itu berkata ''AKU SAYANG PADAMU BU. . .''

Setelah itu ibu mengambil lagi pena dan kertas itu.serta menuliskan kata: ''LUNAS''


jadi kasih sayang seorang ibu nggak kan mungkin bisa kita balas walau dengan apa pun.
ibu laksana MENTARI yg menyinari bumi...
yang terus menyinari semua yang ada dbumi dan gak ngarepin balasan darinya... so jangan selalu perhitungan dengan orang tua ^_^


Bila dahaga, yang susukan aku....IBU
Bila lapar, yang menyuapi aku....IBU
Bila sendirian, yang selalu disampingku....IBU
Kata IBU, perkataan pertama yang aku sebut....IBU
Bila bangun tidur, aku cari....IBU
Bila nangis, orang pertama yang datang....IBU
Bila ingin bermanja, aku dekati....IBU
Bila ingin bersandar, aku duduk di sebelah....IBU
Bila sedih, yang dapat menghiburku hanya....IBU
Bila nakal, yang memarahi aku....IBU
Bila merajuk, yang membujukku cuma....IBU
Bila melakukan kesalahan, yang cepat marah....IBU
Bila takut, yang menenangkan aku....IBU
Bila ingin peluk, yang aku suka peluk....IBU
Aku selalu tringatkan....IBU
Bila sedih, aku mesti telpon....IBU
Bila senang, orang pertama ingin ku beri tahu....IBU
Bila marah, aku selalu meluahkan pada....IBU
Bila takut, aku selalu panggil....IBUUUUUU
Bila sakit, orang paling risau adalah....IBU
Bila aku ingin bepergian, orang paling sibuk juga....IBU
Bila buat masalah, yang paling risau....IBU
Yang masih peluk dan cium aku sampai saat ini....IBU
Yang selalu masak kegemaranku....IBU
Kalau pulang ke kampung, yang selalu memberi bekal....IBU
Yang selalu menyimpan dan merapikan barang-barangku....IBU
Yang selalu menghubungi aku....IBU
Yang selalu memuji aku....IBU
Yang selalu menasehati aku....IBU
Bila ingin menikah...orang pertama aku datangi dan minta persetujuan....IBU


SAAT SUDAH PUNYA PASANGAN

Bila senang, aku cari....Pasanganku
Bila sedih, aku cari....Ibu
Bila mendapat keberhasilan, Aku ceritakan pada....Pasanganku
Bila gagal, aku ceritakan pada....Ibu
Bila bahagia, aku peluk erat....Pasanganku
Bila berduka, aku peluk erat...Ibuku
Bila ingin berlibur, aku bawa....Pasanganku
Bila sibuk, aku antar anak ke rumah....Ibu
Bila sambut hari ulang tahun pasanganku, aku beri hadiah pada Pasanganku
Bila sambut hari ulang tahun Ibuku, aku cuma ucapkan "Selamat Ulang Tahun Ibu"
Selalu aku ingat....Pasanganku
Entah kapan...aku ingin nelpon Ibu


RENUNGKANLAH:!!!

"Kalau kau sudah selesai belajar dan bekerja...masih ingatkah kau kepada Ibu?
tidak banyak yang Ibu inginkan...hanya dengan menyapa IBUpun cukuplah".
Berderai air mata jika kau mendengarnya......
Tapi kalau Ibu sdah tiada......
IBUUUU....RINDU IBU....RINDU SEKALI....
Seberapa banyak kita telah menyuapi Ibu kita......
Seberapa banyak kita sanggup mencuci muntah Ibu kita......
Seberapa banyak kita telah menggantikan alas tidur Ibu Kita.....
Seberapa banyak kita telah membersihkan najis Ibu kita......
Seberapa banyak kita telah menjaga saat Ibu kita sakit....
Jeritan hati seorang anak yang sedang rindu dengan ibu.....