TAKUT

Yesaya 41:10 janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

Perasaan takut sering dihadapi oleh manusia, karena kodrat di dalam diri manusia memang ada rasa takut. Ketika manusia pertama masih di Taman Firdaus dan belum jatuh ke dalam dosa, tidak ada ketakutan dalam diri mereka. Namun ketika mereka berbuat dosa, Adam dan Hawa menjadi takut, takut karena telah melakukan pelanggaran dan takut terhadap murka Tuhan. (Kejadian 3:10). Dosa telah membuat manusia memiliki rasa takut yang membuat mereka melarikan diri dan menjauh dari Tuhan. Setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka manusia dan keturunannya diliputi rasa takut.

Rasa takut memang selalu menghantui umat manusia. Ada orang merasa takut akan masa depannya yang suram, merasa takut melihat masalah, merasa takut melihat kegelapan dan lain sebagainya. Ada orang takut kepada hantu atau setan. Ketika berjalan seorang diri melewati kuburan, ada rasa takut menyelimuti perasaannya karena beranggapan bahwa di sekitar kuburan ada hantu yang bergentayangan mencari mangsa. Ketika menghadapi masalah, ada rasa takut karena menganggap bahwa masalah tersebut begitu besar dan menakutkan. Ketika berada di ketinggian, ada rasa takut akan jatuh. Ketika bepergian seorang diri, ada rasa takut akan adanya perampok atau maling bereaksi. Adanya teror bom di mana-mana membuat takut masyarakat tak terkecuali umat Tuhan. Ketika mendengar adanya hujan darah di India dan hujan katak di Jepang, membuat masyarakat dunia menjadi takut. Adanya berita tentang bayi matahari juga membuat takut sebagian besar masyarakat. Perasaan takut juga dapat dialami karena terus menerus tertindas seperti yang dialami Gideon. Gideon dan kaumnya secara terus menerus ditindas oleh bangsa Midian sehingga mereka harus bersembunyi di gua-gua. Ada orang yang apabila berada di depan orang banyak kelihatan tidak ada rasa takut. Namun ketika sedang seorang diri, di dalam dirinya selalu diliputi rasa takut. Ada rasa ketakutan yang begitu mencekam merasuk dirinya yang tidak pernah diketahui oleh orang lain. Ada begitu banyak hal yang membuat orang menjadi takut. Lantas bagaimana? Apakah dengan adanya rasa takut kita tidak berbuat sesuatu?

Ketika kita merasa takut, kita kadang menyangkali keadaan kita yang sebenarnya dengan berbohong kepada Tuhan dan kepada orang lain. Ketika sarah merasa takut karena Tuhan tahu bahwa dia menertawakan perkataan Tuhan, dia menyangkal apa yang telah diperbuatnya dengan mengatakan bahwa dia tidak tertawa (Kejadian 18:15). Karena takut Abaraham dibunuh dan istrinya diambil orang, Abraham berbohong kepada raja yang memerintah di negeri asing dengan mengatakan bahwa Sara adalah saudaranya (Kejadian 20:2). Demikian juga dengan Ishak yang dikarenakan takut istrinya diambil orang, dia berbohong dan mengatakan bahwa istrinya adalah adiknya. (Kejadian 26:7). Karena takut dimarahi orang tua, seorang anak berbohong kepada orang tuanya. Karena takut istri cemburu atau marah, suami berbohong telah makan bersama dengan rekan kerja wanita. Karena takut mendengar berita yang menghebohkan seperti hujan darah, hujan katak dan bayi matahari, kita mengatakan bahwa itu hanya berita bohong dari media massa yang ingin mencari sensasi. Ketakutan membuahkan kebohongan yang diikuti dengan kebohongan yang lain sehingga terus mengalir seperti air, dari satu kebohongan ke bohongan yang lain. Ketakutan memang harus dikalahkan. Tapi mengapa begitu banyak orang tidak dapat mengalahkan rasa takut? Karena dia tidak percaya kepada kekuatan yang ada di luar dirinya yaitu Tuhan yang sanggup untuk menjaga dirinya dan karena tidak menyertakan Tuhan dalam segala sesuatu tindakannya. Kita dapat melihat bagaimana seorang Yosafat mengalahkan rasa takutnya ketika dia begitu ketakutan menghadapi musuh yang begitu banyak datang menyerang mereka. Apa tindakannya? Ketika Yosafat menjadi takut, ia mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. (2Tawarikh 20:3). Inilah tindakan Yosafat dalam mengalahkan rasa takut, dia datang kepada Tuhan dan meminta tolong kepadaNya. Hasilnya, Tuhan memberikan kemenangan demi kemenangan kepada dirinya. Demikian juga kepada Gideon, Daniel dan ketiga temannya Sadrakh, Mesakh, Abednego, Daud dan pahlawan-pahlawan Israel lainnya dalam mengalahkan rasa takut adalah berserah kepada Tuhan dan percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu. Oleh karena itu, mari kita kalahkan rasa takut kita dengan datang kepadaNya dan minta kekuatan serta jalan keluar dari ketakutan kita. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar