Kuatir

Luk 12:22 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.

Kuatir adalah merupakan sifat manusia sejak semula. Betapapun besarnya iman seseorang, rasa kuatir selalu muncul dan menerpa. Besar kecil rasa kuatir selalu berdampak kepada kehidupan kita. kuatir akan hari esok, kuatir akan masa depan, kuatir akan keuangan, kuatir akan kesehatan, kuatir akan kegagalan, dan lain sebagainya. Rasa kuatir selalu bisa menerpa seseorang dari semua golongan usia baik anak kecil, remaja, pemuda, orang dewasa. Rasa kuatir juga bisa menerpa dari semua golongan pekerjaan apakah seorang bankir, seorang guru, polisi, dokter, pengusaha, bahkan pendeta sekalipun. Rasa kuatir tidak memandang usia, pekerjaan dan lain sebagainya. Orang miskin yang tidak memiliki apa-apa, merasa kuatir akan kehidupan hari esok, pengusaha yang memiliki harta yang melimpah juga merasa kuatir masa depan usahanya, masa depan keluarganya dan juga keuangannya. Cukup banyak orang tidak dapat mengendalikan rasa kuatirnya. Mengapa? Karena memang dia tidak dapat seorang diri mengendalikannya.

Mengapa kita merasa kuatir? Karena kita tidak tahu secara pasti mengenai apa yang akan terjadi di hadapan kita. Kita tidak dapat melihat masa depan, semua gelap sehingga seperti orang yang berjalan di dalam kegelapan, kita berjalan tertatih-tatih dan takut akan terbentur sesuatu atau malah terperosok ke dalam sebuah lobang. Ketika memulai suatu pekerjaan atau usaha, kita merasa kuatir karena kita tidak tahu bagaimana kondisi usaha yang akan terjadi kelak, apakah sukses atau jangan-jangan tidak laku atau malah merugi. Ketika mencari pekerjaan, kita merasa kuatir apabila pekerjaan tidak dapat diperoleh. Kita juga tidak bagaimana kehidupan masa depan kita kelak. Semuanya gelap dan kita tidak punya pegangan yang dapat menuntun kita ke arah yang dituju.

Yesus datang ke dunia ini sebagai terang yang telah menerangi hati setiap orang. Gelap yang ada di dalam diri kita diterangiNya sehingga kita dapat melihat setiap langkah dan arah tujuan hidup kita. (Yohanes 1:5). Ketika Dia menerangi hidup kita, Dia berkata agar jangan kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Matius 6:34). Namun yang terjadi, kita tetap kuatir akan hal hari besok. Di lain kesempatan Dia juga berkata kepada kita agar mau menjadi saksiNya dan tidak perlu takut dan kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kita katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepada kita pada saat itu juga. (Matius 10:19). Namun yang terjadi adalah sebaliknya, karena kita masih takut untuk menyampaikan pesan-pesan kabar kesukaan itu bagi banyak orang. Kita kuatir apabila orang menjadi lawan dan tidak suka kepada kita akibat hal tersebut. Ada begitu banyak orang merasa kuatir, merasa bimbang dan ragu kepada kehidupannya kelak. Ada begitu banyak umat Tuhan diliputi rasa kuatir. Kenapa? Ini dikarenakan Terang yang menerangi kehidupan kita tidak secara terus menerus menerangi hati dan pikiran kita. Terang itu hanya sesekali menerangi. Kadang terang, kadang redup dan terkadang gelap. Padahal kita berkata bahwa firman Tuhan adalah pelita dan terang bagi jalan kita (Mazmur 119:105). Namun firman yang merupakan pelita itu tidak pernah kita baca, kita dengar dan kita rasakan sehingga pelita itu tidak pernah bercahaya dan menyinari hati kita. Itu sebabnya, kita dianjurkan agar firman itu terus kita baca, direnungkan siang dan malam sehingga membuat hati kita tetap bercahaya. Ketika hati kita terang dan bercahaya, disanalah kita semakin tahu masa depan kita, kita tahu kehidupan hari depan yaitu hari depan yang penuh dengan harapan karena kita hidup bersama dengan Yesus yang adalah Terang itu. Kita tidak perlu merasa kuatir lagi karena Tuhan sendiri telah menerangi dan menguatkan kita. kita tidak merasa takut lagi, karena Dia menerangi dan meneguhkan kita. Firman Tuhan lah yang membuat kita tidak merasa kuatir lagi. Pertanyaannya sekarang adalah apakah saudara masih kuatir? Datanglah pada Yesus dan serahkan semua permasalahan dan rasa kuatir kepadaNya. Terpujilah nama Tuhan. Haleluyah. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar