Efesus 6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.
Kata orang bijak, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Pernyataan ini adalah untuk memotivasi orang-orang yang mengalami kegagalan agar segera bangkit kembali dan mau melakukan yang lebih baik untuk mencapai keberhasilan. Dengan mengalami kegagalan, orang dapat mengenali kelemahannya dan menemukan kekuatan yang dimilikinya sehingga dapat mengambil langkah selanjutnya untuk meraih keberhasilan. Namun kenyataannya, ada begitu banyak orang tidak dapat bangkit lagi, mereka patah semangat, putus asa dan lain sebagainya. Kegagalan menjadikan mereka tidak lagi punya pengharapan dan merasa masa depan begitu gelap.
Di dalam Alkitab, ada begitu banyak tokoh-tokoh alkitab yang diceritakan mengalami kegagalan berjalan bersama dengan Tuhan. Adam dan Hawa gagal membina hubungan dengan Tuhan sehingga harus diusir dari taman Eden. Abraham gagal di dalam menantikan janji Tuhan sehingga harus menikahi perempuan Mesir dan lahirlah Ismael. Musa gagal mengikuti perintah Tuhan untuk mendatangkan air yang seharusnya dengan perkataan tetapi dilakukannya dengan memukul batu. Simson di dalam keperkasaan tubuhnya gagal mempertahankan kekuatannya karena jatuh di tangan seorang perempuan yang lemah bernama Delila. Daud jatuh ke dosa perzinahan dengan Bersyeba sehingga dia merencanakan pembunuhan atas Uria, suami Betsyeba, dan lain sebagainya. Kita melihat bahwa mereka pernah gagal, namun segera menyadari kegagalannya dan bangkit bersama dengan Tuhan sehingga mereka memperoleh kembali kekuatannya dari Tuhan.
Kegagalan memang tidak pernah diharapkan oleh seorang pun anak manusia di dunia ini. Namun pada kenyataannya, ada begitu banyak orang menghadapi kegagalan demi kegagalan dalam hidupnya. Kegagalan dalam berusaha, kegagalan dalam berumah tangga, kegagalan dalam karir, kegagalan dalam percintaan, kegagalan dalam membina hubungan dengan sesama dan lain sebagainya. Ada orang ketika mengalami kegagalan segera bangkit dari kegagalannya dan berusaha menata masa depannya kembali dan ada juga yang jatuh terjerembab tidak bangkit lagi. Kita dapat melihat contoh bagaimana seorang Yudas Iskariot yang gagal mempertahankan hubungan yang baik dengan Yesus sehingga dia mengkhianati serta menjual Tuhan dengan beberapa keping perak. Kegagalan yang telah dialaminya tidak serta merta menginsapinya untuk segara bangkit, namun sebaliknya dia malah terpuruk lebih dalam lagi dengan melakukan bunuh diri. Inilah yang tidak dikehendaki oleh Tuhan untuk dilakukan oleh orang yang mengalami kegagalan. Ketika kita gagal, ketika keberhasilan belum ada di tangan kita, ketika masalah datang menghampiri dan lain sebagainya, Tuhan menghendaki agar kita jangan pernah menyerah dan putus asa terhadap situasi yang ada. Tuhan tidak pernah mengijinkan kegagalan menimpa kehidupan kita tanpa seijin dari padaNya. Tuhan tidak pernah memberikan masalah melebihi dari kekuatan yang dimiliki (I Korintus 10:13). Ketika kita diijinkan mengalami kegagalan, Dia ada tetap bersama dengan kita dan memberikan kekuatan kepada kita agar dapat menopangnya. Tapi satu hal perlu diketahui bahwa kita harus tetap di dalam hadiratNya dengan doa. Ingatlah, bagaimana Petrus yang gagal mempertahankan sikapnya terhadap Yesus sehingga dia menyangkali Yesus sampai tiga kali. Petrus segera menyadari kegagalannya dan bangkit serta mau datang kembali kepada Yesus sehingga dia dipakai Tuhan dengan luar biasa. Kita pun demikian juga, kegagalan bukanlah untuk diratapi, bukan untuk ditangisi dan bukan untuk disesali. Kegagalan bukan akhir dari segalanya, tetapi kegagalan adalah untuk kita dapat merenung akan kehendak Tuhan dalam hidup kita sehingga kita dapat bergantung dan berharap sepenuhnya kepada Tuhan. Hendaklah kita tetap kuat di dalam Tuhan ketika menghadapi segala permasalahan. Ketahuilah, bahwa kita tidak akan pernah berhasil meraih apa yang diimpikan dan tidak akan pernah merasakan penyertaan Tuhan apabila kita tidak pernah merasakan kegagalan. Terpujilah nama Tuhan. haleluyah. Amin.
Kata orang bijak, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Pernyataan ini adalah untuk memotivasi orang-orang yang mengalami kegagalan agar segera bangkit kembali dan mau melakukan yang lebih baik untuk mencapai keberhasilan. Dengan mengalami kegagalan, orang dapat mengenali kelemahannya dan menemukan kekuatan yang dimilikinya sehingga dapat mengambil langkah selanjutnya untuk meraih keberhasilan. Namun kenyataannya, ada begitu banyak orang tidak dapat bangkit lagi, mereka patah semangat, putus asa dan lain sebagainya. Kegagalan menjadikan mereka tidak lagi punya pengharapan dan merasa masa depan begitu gelap.
Di dalam Alkitab, ada begitu banyak tokoh-tokoh alkitab yang diceritakan mengalami kegagalan berjalan bersama dengan Tuhan. Adam dan Hawa gagal membina hubungan dengan Tuhan sehingga harus diusir dari taman Eden. Abraham gagal di dalam menantikan janji Tuhan sehingga harus menikahi perempuan Mesir dan lahirlah Ismael. Musa gagal mengikuti perintah Tuhan untuk mendatangkan air yang seharusnya dengan perkataan tetapi dilakukannya dengan memukul batu. Simson di dalam keperkasaan tubuhnya gagal mempertahankan kekuatannya karena jatuh di tangan seorang perempuan yang lemah bernama Delila. Daud jatuh ke dosa perzinahan dengan Bersyeba sehingga dia merencanakan pembunuhan atas Uria, suami Betsyeba, dan lain sebagainya. Kita melihat bahwa mereka pernah gagal, namun segera menyadari kegagalannya dan bangkit bersama dengan Tuhan sehingga mereka memperoleh kembali kekuatannya dari Tuhan.
Kegagalan memang tidak pernah diharapkan oleh seorang pun anak manusia di dunia ini. Namun pada kenyataannya, ada begitu banyak orang menghadapi kegagalan demi kegagalan dalam hidupnya. Kegagalan dalam berusaha, kegagalan dalam berumah tangga, kegagalan dalam karir, kegagalan dalam percintaan, kegagalan dalam membina hubungan dengan sesama dan lain sebagainya. Ada orang ketika mengalami kegagalan segera bangkit dari kegagalannya dan berusaha menata masa depannya kembali dan ada juga yang jatuh terjerembab tidak bangkit lagi. Kita dapat melihat contoh bagaimana seorang Yudas Iskariot yang gagal mempertahankan hubungan yang baik dengan Yesus sehingga dia mengkhianati serta menjual Tuhan dengan beberapa keping perak. Kegagalan yang telah dialaminya tidak serta merta menginsapinya untuk segara bangkit, namun sebaliknya dia malah terpuruk lebih dalam lagi dengan melakukan bunuh diri. Inilah yang tidak dikehendaki oleh Tuhan untuk dilakukan oleh orang yang mengalami kegagalan. Ketika kita gagal, ketika keberhasilan belum ada di tangan kita, ketika masalah datang menghampiri dan lain sebagainya, Tuhan menghendaki agar kita jangan pernah menyerah dan putus asa terhadap situasi yang ada. Tuhan tidak pernah mengijinkan kegagalan menimpa kehidupan kita tanpa seijin dari padaNya. Tuhan tidak pernah memberikan masalah melebihi dari kekuatan yang dimiliki (I Korintus 10:13). Ketika kita diijinkan mengalami kegagalan, Dia ada tetap bersama dengan kita dan memberikan kekuatan kepada kita agar dapat menopangnya. Tapi satu hal perlu diketahui bahwa kita harus tetap di dalam hadiratNya dengan doa. Ingatlah, bagaimana Petrus yang gagal mempertahankan sikapnya terhadap Yesus sehingga dia menyangkali Yesus sampai tiga kali. Petrus segera menyadari kegagalannya dan bangkit serta mau datang kembali kepada Yesus sehingga dia dipakai Tuhan dengan luar biasa. Kita pun demikian juga, kegagalan bukanlah untuk diratapi, bukan untuk ditangisi dan bukan untuk disesali. Kegagalan bukan akhir dari segalanya, tetapi kegagalan adalah untuk kita dapat merenung akan kehendak Tuhan dalam hidup kita sehingga kita dapat bergantung dan berharap sepenuhnya kepada Tuhan. Hendaklah kita tetap kuat di dalam Tuhan ketika menghadapi segala permasalahan. Ketahuilah, bahwa kita tidak akan pernah berhasil meraih apa yang diimpikan dan tidak akan pernah merasakan penyertaan Tuhan apabila kita tidak pernah merasakan kegagalan. Terpujilah nama Tuhan. haleluyah. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar